PT GMK Sewa Dermaga Pelabuhan Teluk Tapang, Ini Kata Mahyeldi

Selasa, 13 Desember 2022, 21:08 WIB | Bisnis | Kab. Pasaman Barat
PT GMK Sewa Dermaga Pelabuhan Teluk Tapang, Ini Kata Mahyeldi
Gubernur Sumbar, Mahyeldi menyaksikan penandatangan kerjasama antara KSOP Teluk Bayur dengan PT Gamindra Mitra Kesuma (GMK) yang beroperasi di Kabupaten Pasaman Barat, untuk menyewa dermaga serta fasilitas pendukung di Pelabuhan Teluk Tapang, Air Bangis.

"Jalur ini nantinya akan menyambung ke Sumut, sehingga akan menunjang optimalisasi pengembangan 30 ribu hektar kawasan potensial disana."

"Kita juga telah menjajaki kerjasama dengan Kerajaan Arab Saudi, mudah-mudahan lancar sehingga bisa lebih optimal. Tak ada artinya pemerintah membangun jika tak memberikan manfaat pada masyarakat," lanjut Mahyeldi.

Kepala KSOP Kelas II Teluk Bayur, Wigyo juga menyambut baik kerjasama sewa dengan PT GMK. Menurutnya, dengan kerjasama ini, fungsi Pelabuhan Teluk Tapang bisa lebih optimal, sekaligus akan membantu mengurangi antrian kapal dan stockpile di Pelabuhan Teluk Bayur.

Baca juga: Libur Lebaran 2024, Program Desa Wisata Dongkrak Angka Kunjungan Wisatawan

"Jadi Pelabuhan Teluk Tapang, kita dorong untuk jadi penopang Pelabuhan Teluk Bayur. Kalau sekarang cargo stay dan port stay tinggi, dengan adanya optimalisasi Teluk Tapang, akan mengurangi antrian dan penumpukan barang sehingga faktor efesiensi dan efektifitas bisa tercapai," kata Wigyo.

Keuntungan lainnya, tambah Wigyo, adalah potensi berkurangnya trucking angkutan CPO dari Pasbar ke Teluk Bayur, dimana 60 persen CPO berasal dari Pasbar.

Dengan kata lain, Pelabuhan Teluk Tapang nantinya juga bisa melakukan eksport langsung berupa hasil perkebunan dengan sistem Ship to ship transfer (STS) dari kapal tongkang ke kapal besar.

Hal serupa disampaikan Dirut PT GMK, Tatwa Dhairya. Menurutnya, keberadaan Pelabuhan Teluk Tapang sangat strategis untuk menghemat dan membantu menunjang transit pengiriman hasil produksi. Karena jika lewat Teluk Bayur yang jaraknya 300 km lebih, sangat jauh dan membutuhkan waktu lama.

"Rencana, produksi kita yang awalnya 40 ribu ton per bulan, disalurkan lewat konveyer lalu dimasukkan ke tongkang. Transit sebelumnya di Pulau Panjang. Itu cukup jauh. Karena itu, ini titik awal kita memanfaatkan," ungkap dia.

"Untuk saat ini, mungkin baru Gamindra yang akan merasakan kemudahan pengiriman produk, tapi kedepannya tidak hanya biji besi. tetapi juga produk hasil perkebunan lainnya seperti sawit," ungkap Tatwa. (kyo)

Halaman:
1 2

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: