Balitbangda Pasbar Bawa Petani Gula Merah Sungai Aur Belajar ke Kabupaten Mukomuko, Ini Alasannya

Jumat, 26 April 2024, 06:15 WIB | Bisnis | Kab. Pasaman Barat
Balitbangda Pasbar Bawa Petani Gula Merah Sungai Aur Belajar ke Kabupaten Mukomuko, Ini...
Kepala Balitbang Sumbar, Bustavidia didampingi Ikhwanri (Plt Kepala Bappelitbangda Pasbar) dan jajaran, meninjau pabrik gula merah di Kabupaten Mukomuko, Kamis. (humas)

PASAMAN BARAT (26/4/2024) - Pemkab Pasaman Barat bawa petani pengrajin gula merah di Kecamatan Sungai Aur, melihat proses produksi gula merah dari air pohon kelapa sawit yang sudah ditumbangkan di Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu.

"Informasi yang diperoleh, petani gula merah di Kabupaten Mukomuko telah berhasil. Inilah yang jadi keinginan kami untuk melihat sembari belajar secara langsung ke sumbernya," ungkap Kepala Balitbang Sumbar, Bustavidia, Kamis.

Kunjungan yang dipimpin Bustavidia didampingi Ikhwanri (Plt Kepala Bappelitbangda Pasbar) ini, merupakan usulan Pemkab Pasaman Barat melalui Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda).

Tujuan utamanya, untuk melihat langsung proses pembuatan gula merah dari pokok kelapa sawit yng telah ditumbangkan.

Kunjungan ini sekaligus tindaklanjut dari usulan penelitian yang diajukan oleh Pemkab Pasbar melalui Bappelitbangda kepada Balitbang Sumbar.

Sebelumnya, Pemkab Pasbar bersama Balitbang Sumbar juga telah melakukan kunjungan ke Balai Penelitian Kelapa Sawit di Medan.

Namun, hasil produksi gula merah dari pohon kelapa sawit di wilayah itu belum maksimal, karena masih membutuhkan banyak campuran dari gula pasir, untuk bisa menghasilkan gula merah.

Kunjungan ini juga diikuti Camat Sungai Aur, Muhammad Zenni, perwakilan petani pengrajin Sungai Aur serta rombongan.

Sebelumnya, Pemkab Pasbar bersama Balitbang Sumbar telah mengunjungi petani pengrajin gula merah di Kecamatan Sungai Aur.

Dari kunjungan tersebut diketahui, hasil olahan pohon kelapa sawit yang sudah ditumbang untuk menjadi gula merah di Sungai Aur, masih tegolong kurang maksimal.

Karena, dari 10 kali percobaan, hanya satu kali yang berhasil menjadi gula merah.

Halaman:

Penulis: Robbi Irwan
Editor: Mangindo Kayo
Sumber:

Bagikan: