Irsyad Safar Jelaskan Dua Kebahagiaan di Hari Raya Idul Fitri, Anda Masuk Kelompok Pertama atau Kedua?

Rabu, 10 April 2024, 21:15 WIB | Kabar Daerah | Provinsi Sumatera Barat
Irsyad Safar Jelaskan Dua Kebahagiaan di Hari Raya Idul Fitri, Anda Masuk Kelompok...
Wakil Ketua DPRD Sumbar, Irsyad Safar saat jadi khatib shalat Idul Fitri 1445 H / 2024 di halaman gubernuran Sumbar, Rabu pagi.

Pertama, kebahagian orang-orang yang selalu berusaha untuk menerapkan sunnah-sunnah Rasulullah saw dalam berbuka dan makan sahur; menyegerakan berbuka dan melambatkan makan sahur, berbagi perbukaan dengan tetangga dan masyarakat, menghindari diri dari sikap berlebih-lebihan dan apalagi sampai kepada tingkat mubadzir.

"Orang kategori ini layak berbahagia pada tanggal 1 Ayawal, karena Allah telah memberikan janji ampunan bagi yang berpuasa dan qiyamullail dengan penuh iman dan perhitungan," ungkapnya.

"Allah juga janjikan dua kebahagian bagi orang yang berpuasa dengan baik: bahagia dengan berbuka dan bahagia ketika bertemu dengan Allah nantinya," tambah Irsyad Safar.

Baca juga: Pimpinan DPRD Sumbar Diminta Tunda Penetapan Ranperda Pemajuan Kebudayaan

Kebahagian orang jenis pertama ini, terang dia, biasanya dirayakan dengan ketaatan. Sebab, hari raya bagi umat Islam adalah hari ibadah. Dirayakan dengan shalat berjamaah ke lapangan, diisi dengan takbir, tahmid, tahlil, tasbih dan shalawat kepada Rasulullah.

"Hari Raya Idul Fitri ini, kita diapit oleh 2 ibadah penting yaitu puasa Ramadhan dan puasa syawal. Siapa yang menyempurnakan keduanya, maka dia bagaikan telah berpuasa setahun penuh," ungkap dia.

Kedua, adalah bahagianya orang yang merasa telah terbebas dari beban puasa selama Ramadhan. Tidak ada lagi shalat taraweh di malam hari.

Ia bahagia karena memakai pakaian baru, rumah baru dan mungkin juga kendaraan baru. Bahagia karena bisa mudik dan pulang kampung bertemu keluarga dan kerabat.

Bahagia karena bisa bertemu teman lama, sahabat, dan reunian dengan sesama alumni sekolah. Bahagia karena berbagai makanan dapat dinikmati kapan saja dan dimana saja.

Bahagia karena dapat berpergian bertamasya bersama keluarga ke tempat-tempat rekreasi dan wisata. Bahagia yang sangat dominan unsur-unsur duniawinya. Mungkin lebih tepat kepada bersenang-senang.

"Prestasi orang-orang kelompok kedua ini selama Ramadhan, tidak layak untuk dibanggakan apalagi "dihidangkan" kehadapan Allah SWT," tegas Irsyad.

Halaman:

Penulis: Al Imran
Editor: Mangindo Kayo
Sumber:

Bagikan: