Tokoh Masa Lalu Sampaikan Pesan Lewat Puisi
VALORAnews - Puisi adalah rangkaian kalimat yang tersusun penuh makna dan sarat pesan moral yang tersusun dalam kalimat dengan rangkaian kata yang indah. Sebagian pesan-pesan dan semangat juang kemerdekaan republik ini, berasal dari kalimat dan kata-kata puisi.
Demikian dikatakan Wakil Bupati Limapuluh Kota, Ferizal Ridwan dalam sambutannya ketika membuka workshop baca puisi tingkat SMA se-Kabupaten Limapuluh Kota, di gedung Sago Bungsu, Kamis (10/8/2017).
"Hakikatnya puisi itu adalah lontaran kalimat dari hati sebagai wujud syukur. Unsur seni budaya atau karya sastera itu harus terus dilestarikan dan dikembangkan. Karenanya, kita sangat mendukung kegiatan work shop baca puisi ini agar siswa di Kabupaten Limapuluh Kota benar-benar mampu meningkatkan kemampuannya dalam membaca dan memaknai puisi," ungkap Ferizal.
Dikatakan Ferizal, tempo lalu banyak tokoh yang sukses berdakwah dengan puisi, terutama para tokoh yang berasal dari kawasan timur termasuk dari Minangkabau. Bahkan orang Minangkabau cukup dikenal berkomunikasi dengan kata-kata kiasan, pantun dan kalimat-kalimat puisi.
Baca juga: Ranperda RPJPD 2025-2045 masih di Kemenkuham, DPRD Limapuluh Kota Konsultasi ke DPRD Sumbar
"Dari sederet tokoh pejuang di republik ini, umumnya mereka sukses menyebarluaskan pesan-pesannya melalui kata-kata puisi. Kita berharap, acara ini bisa menjadi ajang menyalurkan dan mengembangkan bakat generasi muda agar mereka juga mahir berpuisi seperti para tokoh terdahulu," ujar Ferizal yang akrab disapa Buya.
Menurutnya, sebagian semangat juang yang digelorakan para tokoh buat kemerdekaan republik ini, berasal dari pesan-pesan puisi. Salahsatu pesan tersebut adalah kalimat "bangunlah jiwanya, bangunlah badannya" seperti yang ada dalam bait lagu Indonesia Raya.
Atau kalimat-kalimat puisi Tan Malaka seperti "Merdeka 100 Persen" yang masih relevan hingga saat ini. Begitu pula dengan puisi Safrudin Prawiranegara yang menyebutkan "jangan kehilangan objektifitas sekalipun terhadap orang yang tidak disukai".
Diharapkan Ferizal, pelaksanaan workshop ini dilakukan di tempat-tempat yang lebih bermakna dan bersejarah seperti di rumah sastrawan Khairil Anwar atau pahlawan Tan Malaka.
Baca juga: Gubernur Sumbar Minta Wali Nagari Gunung Malintang Buat Laporan Detail Alek Bakajang, Ini Sebabnya
"Kalau dilaksanakan di rumah Khairil Anwar, kita berharap pesertanya lebih terinspirasi, lebih menjiwai dan mengenal siapa itu Khairil Anwar. Begitu juga dengan Tan Malaka dan tokoh-tokoh lainnya yang ada di daerah ini," papar Ferizal.
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- PDIP Sumbar Usulkan Safni dan Ahlul Badrito Resha di Pilkada Limapuluh Kota 2024, Koalisi dengan PKS dan Hanura
- HJK Limapuluh Kota ke-183, Mahyeldi Bagikan Kunci Sukses Penyelenggaraan Pembangunan dan Pemerintahan
- DPRD Limapuluh Kota Konsultasikan Penyelesaian Propemperda Tahun 2024, Ini Saran Bapemperda DPRD Sumbar
- Ruang Kerja Representatif Diperlukan Badan Kehormatan DPRD
- Satsabhara Polres Limapuluh Kota Gelar Razia Insidentil di Lapas Suliki