Dr Rasidin Diangkat jadi Wali Kota
*Erison A.W.
NALO Peri Libertum Quam Quitum Servicium yang artinya lebih baik menderita dalam alam kemerdekaan, daripada hidup mewah dalam alam penjajahan.
“Tulis itu dibagian putih bendera kita!” kata dr Rasidin kepada seorang pemuda bernama M. Akhir menjelang pelaksanaan caese fire, penghentian tembak menembak antara tentara republik dengan tentara Belanda tahun 1949.
M. Akhir waktu itu menemui dr. Rasidin atas perintah Mayor Anas Karim yang minta tolong dibuatkan bendera merah putih untuk dikibarkan pada upacara peringatan 4 tahun Kemerdekaan RI di pedalaman Padangpanjang.
Menurutnya, bendera tersebut akan dibawa pasukan republik sewaktu memasuki kota, sebab di pendalaman tidak dapat diperoleh kain merah.
Sang Saka Merah Putih yang dipesan Mayor Anas Karim itu, dijahit oleh istri dr. Rasidin yang akrab dipanggil Umi Cum. Selesai Umi Cum membuat bendera, lalu diseludupkannya ke Peninjauan, tempat kedudukan para tentara republik dan Sang Saka Merah Putih pun berkibar untuk pertama kali di Kota Padangpanjang.
Demikian sepak terjang Walikota Padang ke IV, dr. Rasidin pada zaman kemerdekaan yang diungkap dalam buku “Kemerdekaan RI di Minangkabau”, karangan para pejuang dan saksi mata: Mulkan Raden Hidayat, Mr. SM Rasjid, Dahlan Ibrahim, Abdul Halim, Ahmad Husien, Eni Karim, dan Syoeib.
Ungkapan ini juga menggambarkan, 4 tahun pasca Proklamasi dibacakan Soekarno-Hatta, api peperangan masih bergejolak di tanah air.
Buktinya, Kota Padangpanjang baru diserah terimakan Belanda 19 Desember 1949.
Tepat satu tahun sejak Belanda melancarkan agresi meliternya yang kedua, masa berakhirnya pendudukan Belanda atas seluruh kota yang berhasil direbutnya selama clash kedua.
Namun waktu itu hanya Kota Padang yang belum diserahkan Belanda, karena statusnya agak berbeda dengan daerah yang lain.
Dr. Rasidin diknal bsebagai walikota yang berpikiran cerdas, pendapat dan buah pikirnya banyak diterima orang.
*Salah Seorang Cucu dr Rasidin
Opini Terkait
Kemenangan Kebenaran (Pelajaran Moral dari Kasus Dr Khairul...
Opini - 16 November 2024
Oleh: Zaiyardam Zubir
Tanpa Perencanaan Matang, Tujuan Humas Bagai Mimpi di Siang...
Opini - 18 Mei 2024
Oleh: Yandra Mulyadi