UKT Mahal, Tak Usah Kuliah
*Dr Emeraldy Chatra
PERGURUAN tinggi itu sejatinya inkubator kapitalis. Lulusan-lulusannya nanti akan jadi pekerja di perusahaan-perusahaan milik kapitalis.
Jadi buruh, walaupun berdasi dan duduk sebagai direksi. Sebagian jadi pekerja sektor pemerintah.
Golongan kapitalis dan penguasa sendiri muncul dari sudut lain. Kebanyakan mereka tidak berpendidikan terlalu tinggi, tapi otaknya relatif lebih encer ketimbang orang kebanyakan.
Nampaknya sekarang golongan kapitalis dan penguasa ingin pekerja mereka hanya yang lahir dari golongan berduit. Sementara yang dari kalangan miskin minggir dulu.
Kelak yang akan mengendalikan perusahaan kapitalis dan pemerintahan hanya dari kalangan mereka. Apakah mereka akan sukses?
Belum tentu. Sebab banyak juga anak-anak kalangan berduit itu kecerdasannya hanya rata-rata.
Tidak cukup cakap mengendalikan sektor usaha maupun sektor pemerintahan.
Dengan demikian, diskriminasi terhadap anak-anak miskin yang punya motivasi, bahkan tak sedikit yang otaknya encer, kelak akan merugikan mereka sendiri.
Tak Maju?
Apakah dengan sedikitnya akses anak-anak dari keluarga miskin ke perguruan tinggi negara tidak akan maju?
IMHO, tidak ada hubungannya. Kemajuan negara itu tergantung pada dua 'kuasa' saja.
*Dosen FISIP Unand
Opini Terkait
Kemenangan Kebenaran (Pelajaran Moral dari Kasus Dr Khairul...
Opini - 16 November 2024
Oleh: Zaiyardam Zubir
Tanpa Perencanaan Matang, Tujuan Humas Bagai Mimpi di Siang...
Opini - 18 Mei 2024
Oleh: Yandra Mulyadi