Layangan Kaghati Sukses Pecahkan Rekor Dunia

Sabtu, 08 Oktober 2016, 14:15 WIB | Kuliner | Nasional
Layangan Kaghati Sukses Pecahkan Rekor Dunia
Ketua YMLI, Sari Madjid (baju biru) menjelang pelepasan layangan Kaghati memecahkan rekor dunia di Jakarta, Jumat (7/10/2016). (istimewa)
VISI MISI CALON GUBERNUR SUMBAR PILKADA SERENTAK 2024

VALORAnews - Sorak-sorai mengiringi terbangnya layangan daun terbesar di dunia, Kaghati. Ratusan penonton di ajang Jakarta International Kite Festival 2016 di Jakarta Garden City, Jakarta Timur, berteriak gembira saat layangan selebar 15 meter persegi itu mengudara.

Penonton sempat deg-degan saat layang-layang daun rangka bambu ini, bersiap diterbangkan. Kencangnya angin sempat membuat layangan ini agak sulit ditenangkan. Akhirnya, tepat pukul 15.20 WIB, layangan asal kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara itu mengudara.

Ia bergerak lincah di antara puluhan layang-layang dari berbagai negara yang menghiasi langit Jakarta sore itu. Hanya perlu 20 menit untuk bisa memecahkan rekor dunia dan Kaghati telah sukses melewati batas itu.

Ketua Yayasan Masyarakat Layangan Indonesia (YLMI), Sari Madjid mengaku puas dengan hasil ini. Diungkapkannya, rekor ini adalah first world record, bukan break record karena layangan yang seperti ini untuk sementara waktu adalah yang pertama di duna.

Baca juga: Naga Berkepala Merah Meliuk di Langit Padang Panjang

"Jerih payah kita terbayar sudah. Kaghati sukses terbang sesuai rencana," katanya.

Ia berterima kasih kepada empat orang anggota tim pelayang tradisional Muna, yang telah berusaha keras untuk mewujudkan rekor ini. "Mereka adalah orang biasa yang cinta Indonesia, dengan mewujudkan kecintaan sesuai bidang kemampuan mereka," tambahnya.

Empat pembuat layangan ini, Lenegara, Lasima, Lamasile dan Laode Pamusu. Mereka berprofesi sebagai guru, petani dan pegawai negeri sipil.

Menurut Lamasile, pelayang Muna yang juga menjadi salah satu dari empat orang pembuat Kaghati versi World Record, layangan itu dibuat dari 1300 lembar daun kolope, dikerjakan empat orang selama dua minggu. "Kami mengerjakannya dengan hati-hati, karena semua bahan dari alam," kata Lamasile seperti rilis yang dikirim Tafisa Media Center.

Baca juga: Komposisi Dapil Solsel Bergeser, DPS Bartambah dari DPT Pilkada

Kaghati sampai saat ini tercatat sebagai yang terunik di dunia. Aslinya, layang-layang tradisional dari kabupaten Muna, Sulawesi Tenggara ini mampu terbang tinggi dan bertahan di udara selama berhari-hari apabila cuaca dan angin memungkinkan. Layar utamanya adalah daun ubi hutan yang disebut kolope dan kulit bambu sebagai rangka serta serat nanas hutan sebagai talinya.

Halaman:
TANGGAPAN MASYARAKAT TENTANG CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PILKADA SERENTAK 2024

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: