Gubernur Sumbar Minta Wali Nagari Gunung Malintang Buat Laporan Detail Alek Bakajang, Ini Sebabnya
Di mama, pada awalnya setiap warga pergi Manjalang kepada Niniak Mamak atau Datuak Panghulu dan selanjutnya diteruskan Manjalang Alim Ulama maupun Cadiak Pandai seperti Pemerintah Nagari atau tokoh masyarakat dari dari 4 (empat) suku berbeda yang ada di Gunuang Malintang.
"Semua itu dilakukan dengan menggunakan perahu (kajang) dengan melintasi Sungai Batang Mahat untuk silaturahim yang dilaksanakan setelah Hari Raya Idul Fitri," terang Wido.
Adapun empat suku tersebut, sambungnya, Suku Domo, Suku Melayu, Suku Piliang serta Suku Pagar Cancang.
Baca juga: Ini Pesan Bupati Limapuluh Kota di HPN 2024
Selama 5 hari berturut-turut, keempat suku tersebut bersilaturrahim ke setiap Istano datuak-datuak yang ada.
"Karena itu ada lima perahu kajang yang mewakili tiap-tiap jorong atau wilayah di bawah nagari, yang berparade di tepian Batang Mahat," sebutnya.
Dikesempatan itu, Bupati Limapuluh Kota, Safaruddin turut memberikan apresiasi tinggi kepada masyarakat Nagari Gunung Malintang yang setiap tahun menyelenggarakan iven Alek Bakajang.
Ia berharap, masyarakat Gunuang Malintang dapat menulis dan mendokumentasikan tradisi Alek Bakajang secara komprehensif dan lengkap, sehingga lebih mudah dalam mewariskannya kepada generasi mendatang. (*)
Penulis: Al Imran
Editor: Mangindo Kayo
Sumber:
Berita Terkait
- UNP Gelar Hasil Penelitian Cagar Budaya Maek, Supardi: Ada Misteri yang Mesti Diungkap, Unesco Menunggu
- Raja Negeri Sembilan Malaysia Bawa Dua Pegawai Tertinggi ke Sumatera Barat, Siap Berkolaborasi
- Sejarah Masjid Milik Kaum Caniago yang Berusia 2 Abad, Pernah jadi Basis Perjuangan Perang Paderi
- Pentas Seni untuk Eksistensi Kebudayaan Minangkabau
- Situs Seribu Menhir Ditargetkan jadi Destinasi Internasional, Supardi: Masyarakat Jangan Sampai jadi Penonton
Libur Lebaran 2024, Tingkat Hunian Hotel Naik 100 Persen
Wisata - 21 April 2024