Momentum Imlek 2574, Buku Tragedi Kanso, Trauma Etnisitas Cina di Pariaman 1945 Diluncurkan
"Kebinekaan atau multikulturalisme adalah ibarat sebuah mozaik atau taman bunga yang asri, kebermaknaannya bukan pada kesewarnaan tapi justru pada realitas warna-warni. Implikasinya, dalam keniscayaan toleransi demi tatanan yang harmoni, keseragaman tidak dikehendaki, dan dinamika sosio kultural kebinekatunggalikaan justru pada pemertahanan perbedaan dengan penguatan jati diri," tulis Hasan.
"Saya menyambut baik buku Tragedi Kanso ini. Agar kita bisa mengungkap sejarah, apa betul etnik Cina ditolak di Pariaman? Baik juga buku ini dibaca para guru sejarah untuk mengajarkan ke muridnya hingga mengubah persepsi orang tentang Minangkabau terutama Pariaman," tutur Ketua DPD Satupena Sumatera Barat, Sastri Bakry menambahkan. (rls)
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- ORDA Sumbar Gelar SES di Pantai Ujung Batu, Sepakati Gelar Bakti Sosial di Daerah Terdampak Bencana
- Halal Bihalal Civitas Akademika Unand, Rektor: Mari Berjabat Tangan karena itu Menghilangkan Dendam
- Open House Hari Kedua Dikhususkan untuk Kepala Daerah, Mahyeldi: Insya Allah akan Terus Dilanjutkan
- Pengendalian Sampah Selama Libur Lebaran, Ini Permintaan Gubernur ke Bupati dan Wali Kota
- Pengurus Masjid As Syura DPRD Sumbar Serahkan Santunan untuk 42 Anak Yatim