Ini Pernyataan BMKG Soal Prediksi Gempa

Jumat, 24 Agustus 2018, 16:15 WIB | Kuliner | Nasional
Ini Pernyataan BMKG Soal Prediksi Gempa
Kepala Bidang Informasi Gempabumi dan Peringatan Dini Tsunami BMKG, Daryono

Jepang dan USA, kini lebih tertarik mengalokasikan anggaran dana untuk mitigasi gempa, seperti penguatan struktur bangunan dan masyarakat di kawasan berisiko. Meski demikian, kajian prediksi tetap dilakukan tetapi bukan lagi menjadi prioritas mereka.

"Hingga saat ini, tidak ada satupun lembaga resmi dan pakar yang kredibel dan diakui mampu memprediksi gempa," urai Daryono. "Sehingga, prediksi gempa hanya sukses sekali saja yaitu saat terjadinya peristiwa gempa Haicheng, China 1975 itu," tambahnya.

Pakar gempa sedunia, terang dia, sepakat bahwa gempa memang belum dapat diprediksi dengan akurat kapan dimana dan berapa magnitudonya.

Baca juga: Pessel Dihoyak Gempabumi Tektonik 5,3 SR, Tidak Berpotensi Tsunami

"Masyarakat diimbau, terkait informasi gempa, pastikan diperoleh dari sumber-sumber yang kredibel dan resmi. Ada alamat kantornya, ada nomor telepon yang dapat dihubungi dan ada nama petugas yang bertanggungjawab," terang dia.

"Ini penting agar informasi yang dikeluarkan dapat direspon balik oleh publik, sehingga lembaga tersebut dapat dihubungi untuk dimintai penjelasan lebih lanjut."

Saat ini, terang Daryono, banyak lembaga resmi penyedia informasi gempa seperti BMKG, USGS (Amerika Serikat), JMA (Jepang), GFZ (Jerman), EMSC (Mediterania), Geoscope, CEA (China), dan lain-lain.

"Saya percaya, siapapun dapat dengan mudah membuat tulisan semacam informasi gempa dan prediksi gempa "karangan" selanjutnya diunggah di media sosial. Jika mereka tidak menyebutkan lembaga, alamat, nomor kontak lembaga dan nama petugas yang dapat dihubungi, bahkan tidak menjelaskan metoda ilmiah ataupun data yang digunakan untuk memprediksi, maka sebenarnya mereka tidak bertanggungjawab. Ibarat seorang anak setelah melempar petasan kemudian lari dan bersembunyi," tegasnya.

Masyarakat diimbau untuk tidak terpancing dengan informasi bodong atau hoax. "Mohon, tetap percaya pada akal sehat kita," harap dia. (rls)

Halaman:
1 2

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: