Daya Saing Ekonomi Indonesia Peringkat 36 Dunia

Minggu, 24 Desember 2017, 18:04 WIB | Olahraga | Provinsi Sumatera Barat
VISI MISI CALON GUBERNUR SUMBAR PILKADA SERENTAK 2024

VALORAnews - Proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada 2018, diyakini akan berada pada kisaran 5,1-5,5%. Prakiraan ini didorong terutama oleh permintaan domestik yang terus membaik. Sejalan dengan perkiraan pertumbuhan ekonomi ini serta komitmen Bank Indonesia untuk mencapai target inflasi secara konsisten, inflasi 2018 akan berada dalam kisaran targetnya sebesar 3,51%.

Sedangkan pertumbuhan ekonomi pada periode 2019-2022 akan berada dalam lintasan yang meningkat, hingga mencapai kisaran 5,8-6,2% pada 2022. Dengan sisi suplai yang lebih kuat dalam mengakomodasi permintaan, inflasi akan terkendali dalam kisaran 31% pada 2022 dengan defisit transaksi berjalan akan menurun dan tetap berada pada level yang sehat di bawah 3% dari PDB.

Hal itu dikatakan Kepala Perwakilan Bank Indonesia Sumatera Barat, Endy Dwi Tjahjono pada pertemuan tahunan Bank Indonesia Sumatera Barat untuk menyampaikan pandangan Bank Indonesia mengenai kondisi perekonomian terkini, tantangan dan prospek ke depan serta arah kebijakan Bank Indonesia secara nasional maupun dalam lingkup Provinsi Sumatera Barat.

Pertemuan tahunan ini dihadiri gubernur, Forum Koordinasi Pimpinan Daerah Sumatera Barat, bupati/walikota se-Sumatera Barat, pimpinan instansi vertikal, SKPD, perbankan korporasi nonbank, dan akademisi dengan tema 'Memperkuat Momentum.'

Baca juga: OJK Sumbar Edukasi UMKM dan Petani Binaan Bank Indonesia

Dalam paparannya, Endy menekankan pentingnya penguatan momentum dalam mendukung perbaikan ekonomi Indonesia. "Ekonomi Indonesia tercatat dalam kondisi penguatan. Stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan Indonesia tetap terjaga di 2017 yang ditopang oleh kebijakan yang kredibel," terang Endy.

Dikatakan Endy, pertumbuhan ekonomi 2017, diperkirakan 5,1 persen dengan inflasi yang terjaga selama tiga tahun terakhir. "Hal ini mendapat tanggapan positif dari berbagai lembaga, antara lain lembaga pemeringkat Standard & Poor's yang menaikkan rating kredit Indonesia menjadi investment grade," terangnya.

Daya saing ekonomi Indonesia juga mengalami peningkatan yang tercermin dari Peringkat Global Competitiveness Index Indonesia meningkat dari 41 ke 36 dari 137 negara dan membaiknya peringkat ease of doing business di Indonesia dari posisi 91 menjadi 72 untuk tahun 2018.

Meskipun demikian, terangnya, ekonomi Indonesia masih mengalami tantangan, baik global maupun domestik. Dari sisi global, tantangan berupa tren pengetatan kebijakan moneter di beberapa negara maju, terutama kenaikan suku bunga kebijakan The Fed dan pengurangan aset neraca The Fed.

Baca juga: Temu Ramah Bersama Pejuang RI, Mahyeldi: Perhatian pada Veteran masih Minim

Secara domestik, perekonomian belum cukup responsif terhadap membaiknya ekonomi global pada tahun 2017 dan struktur pertumbuhan ekonomi masih belum cukup solid seperti konsumsi rumah tangga.

Halaman:
TANGGAPAN MASYARAKAT TENTANG CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PILKADA SERENTAK 2024

Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:

Bagikan: