OJK Sumbar Edukasi UMKM dan Petani Binaan Bank Indonesia
PADANG (3/9/2024) - Kantor OJK Sumatera Barat telah menyelenggarakan 18 kegiatan edukasi per Juni 2024. Sasaran peserta, masyarakat umum, UMKM dan pelajar/mahasiswa.
"Kegiatan edukasi tersebut dilakukan dengan target meningkatkan pemahaman masyarakat terhadap tugas OJK, produk dan layanan industri jasa keuangan, serta waspada aktivitas keuangan ilegal," ungkap Kepala OJK Sumbar, Roni Nazra dalam pernyataan tertulis yang diterima, Selasa.
Di bidang pelindungan konsumen untuk posisi Juli 2024, terang dia, pada Aplikasi Portal Perlindungan Konsumen (APPK) tercatat sebanyak 2.434 layanan masyarakat yang berdomisili di Sumatera Barat.
Layanan tersebut terdiri dari 303 pengaduan, 419 pemberian informasi dan 1.712 pertanyaan.
Baca juga: Dharmasraya Alami Deflasi Periode Oktober 2024
Dari layanan yang masuk, sebanyak 969 layanan terkait dengan entitas yang tidak diawasi oleh Otoritas Jasa Keuangan, di antaranya pertanyaan mengenai pinjaman online ilegal serta penawaran investasi ilegal.
Edukasi Keuangan
Kantor OJK Sumatera Barat, pada periode Juni 2024 menggelar edukasi keuangan pada kelompok UMKM dan Tani pada tanggal 28 Juni 2024.
Edukasi ini dalam Program Pelatihan Manajeman Kelompok UMKM/Tani dan Pemanfaatan Sistem Aplikasi Pencatatan Informasi Keuangan yang diselenggarakan oleh Bank Indonesia Kantor Perwakilan Sumatera Barat.
Baca juga: Temu Ramah Bersama Pejuang RI, Mahyeldi: Perhatian pada Veteran masih Minim
Pengawas Senior Kantor OJK Sumatera Barat, Meidia Venny menyampaikan materi mengenai pengenalan OJK, waspada aktivitas keuangan ilegal dan perencanaan keuangan kepada kelompok UMKM dan Tani.
Penulis: Al Imran
Editor: Mangindo Kayo
Sumber:
Berita Terkait
- Pemprov Sumbar dan BPH Migas Sepakat Pertajam Pengawasan Penyaluran BBM dan Gas
- Nilai Proyek Fly Over Sitinjau Lauik Tembus Rp2,7 Triliun, Audy: Melalui Skema KPBU Bank Nagari Sanggupi Rp500 Miliar
- Dharmasraya Alami Deflasi Periode Oktober 2024
- Angka Pengangguran Sumbar Lebihi Nasional, Audy: Kemiskinan Ekstrim Nomor 2 Terendah di Indonesia
- Pendidikan Inklusi Keuangan Harus Dimulai Sejak Dini