Jalan Kaki 3 Km di Medan Berlumpur Setiap Hujan Mengguyur
VALORAnews - Sejumlah masyarakat di Jorong Landai, Nagari Harau, Kecamatan Harau, mendambakan pembangunan akses penghubung antar jorong di nagari mereka. Terutama akses penghubung dari Jorong Landai-Harau hingga ke Sungaidata, untuk pengembangan wilayah dan mempermudah akses perkebunan.
Hal itu disampaikan sejumlah warga Harau pada Tim Safari Ramadhan II Limapuluh Kota yang dipimpin Wakil Bupati, Ferizal Ridwan, Senin (12/6/2017).
"Kami mohon pada pemerintah daerah, untuk mengaspal jalan kami. Karena jika hujan, anak-anak kami di Sungaidata terpaksa jalan kaki 3 kilometer di medan berlumpur ke sekolah," harap tokoh masyarakat Harau, M Iqbal di masjid.
Ini disebabkan, karena Jorong Sungaidata yang berbatas langsung dengan Kubang Balambak, masih tertinggal dari segi infrastuktur. Seperti fasilitas sekolah, puskesmas atau masjid tidak ada di jorong berpenduduk sekitar 100 KK tersebut. Sehingga, warga Sungaidata yang mayoritas berprofesi petani perkebunan, terpaksa menyekolahkan anak-anak mereka ke Jorong Landai.
Baca juga: Ranperda RPJPD 2025-2045 masih di Kemenkuham, DPRD Limapuluh Kota Konsultasi ke DPRD Sumbar
Selain fasilitas umum, para jamaah masjid Muslimin Jorong Landai menyebut, akses penghubung antar jorong di Harau sudah terbengkalai sejak lama. Pembangunan akses jalan aspal hotmix baru menyasar ke batas jorong Landai. Tiga jorong lainnya terpisah-pisah karena tidak dibangunnya infrastuktur penghubung.
Agar bisa mencapai ke pusat administrasi pemerintah nagari yang terletak di Jorong Harau, warga Jorong Landai dan Sungaidata terpaksa harus menempuh jalan hingga 35 kilometer melewati Rest Area ke Kelok IX.
"Padahal, kalau dibangun jalan penghubung antara Landai-Sungaidata hanya 3 kilometer. Begitu pula Landai-Harau (Aka Barayun) hanya sekira 4 kilometer," tambah Sekretaris Nagari Harau, Firdaus.
Wali Nagari Harau, Syukriandi berharap, Pemkab Limapuluh Kota lebih memprioritaskan pembangunan infrastuktur di Harau, mengingat nagari tersebut termasuk dalam kategori nagari paling tertinggal di Sumatera Barat.
Baca juga: Gubernur Sumbar Minta Wali Nagari Gunung Malintang Buat Laporan Detail Alek Bakajang, Ini Sebabnya
"Kami juga membutuhkan, adanya program penguatan ekonomi masyarakat dari pemerintah daerah, guna menekan angka kemiskinan di nagari kami," sebut Syukriandi.
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- Wakanda Taram; Potret Objek Wisata Berbasis CBT di Sumatera Barat, Beromset Rp2 Miliar per Tahun
- Supardi; Nagari Maek Potensi jadi Destinasi Wisata Minat Khusus
- Festival Maek Hadirkan Peneliti Asing, Supardi: Kabut Peradaban Megalitik Maek harus Disibak
- Bukit dengan Tebing Berlubang, Hanya Ada Dua di Dunia, Nagari Maek dan Tianmen
- Gubernur Sumbar Minta Wali Nagari Gunung Malintang Buat Laporan Detail Alek Bakajang, Ini Sebabnya