Masyarakat Kuansing Gelar Tradisi Ghayo Onom, Kadisbud Riau: Daftarkan jadi Warisan Budaya Tak Benda

Kamis, 18 April 2024, 09:15 WIB | Wisata | Provinsi Riau
Masyarakat Kuansing Gelar Tradisi Ghayo Onom, Kadisbud Riau: Daftarkan jadi Warisan...
Tradisi budaya Ghayo Onom (Hari Raya Kenam-red) di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing). (humas)

KUANSING (17/4/2024) - Kepala Dinas Kebudayaan (Kadisbud) Riau, Raja Yoserizal Zen mengatakan, tradisi budaya Ghayo Onom (Hari Raya Kenam-red) di Kabupaten Kuantan Singingi (Kuansing) sarat makna dan pesan kehidupan.

Ada pertunjukan silat di Balai Pisah. Kemudian, pelepasan rombongan Datuk Penghulu serta arak-arakan sampek-sampek dan kunjung Rumah Godang empat suku di Kenegerian Koto Tuo Baserah.

Menurutnya, Kenegerian Koto Tuo Baserah ini menyimpan warisan budaya seperti tradisi Buah Golek yang sedang dilakukan kajian dan pendokumentasiannya di momen Ghayo Onom.

"Perlu komitmen antara masyarakat dan pemerintah dalam upaya pelestarian objek budaya dalam memelihara nilai-nilai penting yang melekat dalam setiap peristiwa kebudayaan yang dilakukan," terangnya.

Baca juga: Pacu Jalur di Tepian Narosa, Adu Kuat Otot dan Mantra Adikodrati

"Diperlukan keseriusan dari pemkab Kuansing untuk memberi penguatan kepada karya budaya yang ada di masyarakat, khususnya budaya yang terancam punah," kata Yoserizal yang mewakili Pj Gubernur Riau SF Hariyanto, Rabu.

Raja Yoserizal Zen berharap Disparbud Kuansing segera mendaftarkan Buah Golek dan Sampek-Sampek Rayo Onom untuk pengakuan warisan budaya tak benda secara nasional.

Ditegaskannya, bahwa perlindungan kepada sejumlah karya budaya bukan saja jadi kepentingan komunitas atau pemangku adat. Namun, diperlukan keberpihakan pemerintah agar ekosistem kebudayaan dapat terwujud secara patut.

"Kebudayaan yang kita pahami adalah kebudayaan yang dinamis, sesuai dengan kondisi masyarakat pendukungnya."

Baca juga: Pusat Setuju Bangun Feeder Jalan Tol Dharmasraya-Kuansing-Rengat, Ini Kata Alex Indra Lukman

"Namun untuk mewariskan nilai-nilai kearifan lokal jadi tanggungjawab semua pihak yang berkaitan. Sehingga ekosistem kebudayaan tercipta dan mengokohkan keberlangsungan nilai budaya ke masa depan," tutupnya. (adv)

Penulis: Arif Budiman Effendi
Editor: Mangindo Kayo
Sumber:

Bagikan: