Pacu Jalur di Tepian Narosa, Adu Kuat Otot dan Mantra Adikodrati
PEKANBARU (28/8/2023) - Tradisi pacu jalur tak sekadar pertarungan adu pacu cepat di lintasan air, melainkan juga disertai pertarungan praktek magis atau perdukunan.
"Festival Pacu Jalur merupakan hasil budaya dan karya khas yang merupakan perpaduan antara unsur olahraga seni, dan olah batin. Sehingga festival pacu jalur ini menjadi budaya terbaik Indonesia," jelas Sekda Riau, SF Hariyanto, Kamis (24/8/2023).
Boleh percaya boleh tidak, kembali kepada diri masing-masing untuk menyikapinya. Perihal adanya magis di arena pacu jalur selalu menjadi perbincangan saat event dilaksanakan.
Praktik magis atau kegiatan perdukunan tersebut, berlangsung mulai dari awal perencanaan suatu desa atau kampung ingin membuat jalur.
Baca juga: HUT ke-67 Tahun, PDRB Riau Terbesar Kedua di Luar Pulau Jawa
Dalam setiap tahapan-tahapan pembuatan jalur tersebut, peran seorang dukun atau pawang sangat penting demi terlaksananya pembuatan jalur tersebut.
Bahkan, tak jarang masyarakat meyakini bahwa jika dukun dari jalur tersebut terkenal, kuat, hebat maka diyakini jalur tersebut akan memperoleh kemenangan dalam lomba pacu jalur.
193 Perahu
Otot dan urat lengan pemuda-pemuda berpacu mendayung sampan di permukaan air. Tak peduli lelah, apalagi menyerah. Keringat bercucuran membasahi sekujur tubuh puluhan generasi penerus bangsa.
Baca juga: Pj Gubernur Dialog dengan Forum Komunikasi Pemuka Masyarakat Riau
Seorang bocah menari di ujung sampan, diikuti kekuatan puluhan pemuda yang mendayung. Pikiran dan tenaga berkolaborasi demi mencapai garis finish Sungai Kuantan.
Penulis: Arif Budiman Effendi
Editor: Mangindo Kayo
Sumber:
Berita Terkait
- Masyarakat Kuansing Gelar Tradisi Ghayo Onom, Kadisbud Riau: Daftarkan jadi Warisan Budaya Tak Benda
- Ornamen Hias Puncak Masjid Jami' Air Tiris Disambar Petir, Serpihannya Tersebar hingga 10 Meter
- Catatan BPS Riau; Kunjungan Wisman Melonjak, Tingkat Penghunian Hotel 37,58 Persen
- Kemenparekraf Kembangkan Paket Wisata Religi Berbasis Masjid Bersejarah, Disparekraf Riau Klaim Sudah Berkolaborasi
- Gajah Betina Berusia 41 Tahun di TN Tesso Nilo Melahirkan, Hasil Breeding dengan Gajah Liar