4 Monumen Bersejarah yang Tinggal Kenangan di Sumbar, Patut Dilestarikan?

Kamis, 25 Januari 2024, 10:50 WIB | Wisata | Kota Padang
4 Monumen Bersejarah yang Tinggal Kenangan di Sumbar, Patut Dilestarikan?
Monumen Michiels sebagai bangunan termegah di Sumatera dulunya (foto: KILTV)

Ia meneliti Batang Kuantan pada 1872 namun berakhir mati hanyut, tapi jasanya telah membantu penemuan batu bara Sawahlunto yang sangat berdampak terhadap pembangunan infrastruktur di Sumbar.

Selain pihak Belanda yang memberi penghargaan kepada de Greve, warga setempat juga mengabadikan namanya ke sebuah taman yang sekarang berlokasi Bank Indonesia Muaro.

Namun taman dan monumen ini, sudah tidak adalagi dengan lokasi sekarang berada di kolong jembatan Siti Nurbaya dari jalan Nipah.

4. Tugu Raaff

Tugu Raaff disebut sebagai penggagas Fort Van der Capellen yang telah dibangun sejak tahun 1824 di atas bukit kecil, lapangan Dipo yang mengarah ke laut. Karena keberadaannya sempat tergerus ombak pantai, maka pada 1913 letaknya dipindahkan.

Bangunan berbentuk lancip ke atas dengan dasar segi empat itu ini dipindahkan ke sisi utara lapangan Plein van Rome atau lokasi sekarang, yaitu di Lapangan Imam Bonjol.

Keberadaannya dimaksudkan untuk mengenang jasa Letnan Kolonel Antoine Theodore Raaff sebagai pemimpin gerakan perlawanan Perang Paderi, bahkan ia juga yang memberikan ide terhadap benteng Van der Capellen di Batusangkar hingga ia meninggal dunia tanggal 17 April 1824.

Tentu saja sekarang tugu tersebut sudah tidak adalagi, bahkan nama jalan Raaffweg juga sudah diganti menjadi Jalan M Yamin. Posisinya sekarang, ada di Lapangan Imam Bonjol yang sejajar dengan Gedung Balai Kota Padang Lama.

Itulah informasi terkait 4 monumen bersejarah di Sumatera Barat yang sudah tinggal kenangan dan telah hilang karena kemajuan pesatnya perkembangan wilayah, berdasarkan rangkuman Valora News dari berbagai sumber pada artikel ini. Semoga bermanfaat. (*)

Halaman:
1 2 3

Penulis: Rumpun3
Editor: Rumpun1
Sumber:

Bagikan: