Alu Katentong, Kesenian Tradisi Anak Nagari Padang Laweh yang masih Bertahan

Senin, 01 Agustus 2022, 18:38 WIB | Wisata | Kab. Tanah Datar
Alu Katentong, Kesenian Tradisi Anak Nagari Padang Laweh yang masih Bertahan
Tradisi Alu Katentong dimainkan bundo kanduang Nagari Padang Laweh, Kecamatan Sungai Tarab.

Semakin besar ukuran lasuang akan semakin banyak pula penampil Kesenian Alu Katentong. Pada praktiknya lobang lasuang akan diisi dengan padi sekitar 2-3 genggam orang dewasa. Pada penampilannya di perhelatan perkawinan sesungguhnya terdapat pesan nilai budaya pada bagian ini, yaitu harapan kolektif agar perempuan yang baru menikah cepat mendapatkan keturunan.

Khalayak yang menyaksikan pun mendapatkan bagiannya, yaitu bersikaplah seperti padi yang semakin berisi akan semakin runduk.

4. Lantak

Yaitu ranting pohon yang ditancapkan atau ditanam ke dalam tanah. Lantak mesti terbuat dan berasal dari ranting pohon yang kuat, biasanya ranting pohon kopi atau jambu biji. Lantak memiliki ukuran sekitar 15-20 cm dan berdiameter 3-4 cm, sekira ukuran jempol jari orang dewasa.

Baca juga: Sumbar Terendah Ketiga Nasional untuk Capaian Imunisasi Lengkap

Penggunaan lantak juga menyiratkan nilai kearifan, yaitu supaya tercipta keluarga sekinah, mawaddah, wa rahmah.

Kesenian ini biasanya dimainkan para bundo kanduang. Mereka rata-rata sudah berumah tangga. Mereka batikuluak, babaju kuruangsulam ameh, basalempang serta basaruang kodek.

Tentunya mengundang decak kagum, para bundo kanduang tersebut terlihat fokus dan berkonsentrasi dalam memukulkan Alu pada batu pipih. Suara dan nada yang dihasilkan pun berirama indah.

Ketentuan untuk penampilan kesenian Alu Katentong, yaitu :

  • 1. Jumlah penampil mesti dalam bilangan ganjil (5, 7, 9, 11, dan 13 orang);
  • 2. Jumlah penampil menentukan besar kecilnya ukuran lasuang;
  • 3.Kepada setiap penampil sudah ditentukan jenis tokok (pukulan) yang akan dimainkan.

Beberapa judul lagu yang senantiasa didendangkan dalam kesenian Alu Katentong di antaranya, Bingkaruang Mudiak Banda, Talipuak Layua, Alang Babega dan Balalu.

Semua lagu tersebut diambil berdasarkan fenomena alam, mengikut falsafah alam takambang jadi guru.

Tentunya konsentrasi dan fokus penting dalam penampilan kesenian ini, baik dalam memukulkan Alu maupun dalam berdendang.

Jika salah seorang penampil saja bermain tidak fokus dan konsentrasi maka akan mengganggu irama penampilan secara keseluruhan.

Halaman:

Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:

Bagikan: