KPID Sumbar Sosialisasikan ASO: Afriendi: Siaran Analog Tak Lagi Tersedia Mulai November 2022

Jumat, 05 November 2021, 00:23 WIB | News | Provinsi Sumatera Barat
KPID Sumbar Sosialisasikan ASO: Afriendi: Siaran Analog Tak Lagi Tersedia Mulai November...
Ketua Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Sumatera Barat, Afriendi Sikumbang membuka kegiatan sosialisasi Penyiaran Digital dengan tema "Kesiapan Daerah menuju Analog Switch Off (ASO) Tahun 2022," di Padang, Kamis. (mangindo kayo)

Di samping itu, terdapat berbagai manfaat yang didapatkan dalam penggunaan sistem penyiaran digital, di antaranya kualitas siaran yang lebih stabil dan tahan terhadap gangguan (noise suara dan/atau gambar rusak, berbayang) serta lebih canggih.

"Implementasi regulasi peralihan sistem penyiaran analog ke digital harus benar-benar menyentuh kepentingan masyarakat luas. Partisipasi pelaku industri penyiaran juga sangat diperlukan sehingga tidak serta merta hanya peran pemerintah saja sebagai pelaksana pencanangan migrasi penyiaran ke digital," ungkapnya.

Dalam menyongsong ASO 2022 itu, terang dia, KPI berharap pemerintah menyiapkan infrastruktur dan perangkat bagi masyarakat, agar bisa menikmati siaran digital tersebut, tentunya masyarakat harus punya perangkat seperti televisinya maupun set top box.

Baca juga: PT Angkasa Pura Bantu 2 River Boat dan 1 ATV untuk Desa Wisata Simarasok

"Makanya pemerintah harus menyediakan itu dalam dua hal, pertama memberikan subsidi set top box pada masyarakat yang tidak mampu, kedua menyediakan set top box di pasaran sehingga memudahkan masyarakat membeli atau mendapatkannya," ujarnya.

Di Sumbar sendiri, tahap pertama penerapan ASO dimulai pada 30 April 2022. Meliputi beberapa kabupaten kota yakni Kabupaten Solok, Kabupaten Sijunjung, Kabupaten Tanah Datar, Kabupaten Padang Pariaman, Kabupaten Agam, Kota Padang, Kota Pariaman, Kota Bukittinggi, Kota Padang Panjang, Kota Solok, Kota Sawahlunto.

Dengan beralih ke siaran digital, selain kualitas gambar yang jernih, bersih dan canggih, masyarakat juga bisa menikmati siaran yang lebih banyak. Karena, biaya operasional stasiun televisi jadi jauh lebih murah.

"Untuk itu, ini adalah tugas KPI yang memastikan agar konten yang disaksikan masyarakat betul-betul konten yang sehat dan berkualitas," pungkas Agung Suprio. (kyo)

Halaman:
1 2

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: