KAN Tanjuang Gadang Sosialisasikan Adat Salingka Nagari

VALORAnews - Kerapatan Adat Nagari (KAN) bersama Bamus dan unsur pemerintahan nagari Tanjuanggadang, Kecamatan Lareh Sago Halaban, menyosialisasikan Adat Salingka Nagari pada anak nagari dan masyarakat. Penerapan hidup beradat dan agama dalam kehidupan bermasyarakat dinilai ampuh, sebagai perisai dampak negatif arus globalisasi.

"Kita ingin, di salingka nagari ini, kehidupan dengan tatanan kehidupan Minangkabau yang berfilosofi, Adat Basandi Syara, Syara basandi Kitabullah, benar-benar terbangun dalam menjalankan kehidupan bermasyarakat," kata Ketua KAN Tanjuanggadang, Dt Sanggo Marajo dalam pemaparannya, Rabu (19/4/2017).

Turut hadir dalam sosialisasi itu, Wakil Bupati Limapuluh Kota, Ferizal Ridwan, yang merupakan putra nagari setempat. Selain itu, Wali Nagari Tanjuanggadang, Dt Mongguang, Ketua Bamus, para niniak-mamak, bundo kanduang serta pemuka dan tokoh masyarakat. Sosialisasi berlangsung di masjid Muslimin.

Ferizal menyebutkan, menurut hasil penelitian, setinggi apa pun pangkat dan jabatan yang dimiliki oleh seseorang di atas dunia, maka ia akan cenderung kembali mencari jati diri asalnya. Fenomena tersebut berbeda dengan tatanan dan nilai kehidupan di dalam masyarakat.

Baca juga: Ranperda RPJPD 2025-2045 masih di Kemenkuham, DPRD Limapuluh Kota Konsultasi ke DPRD Sumbar

"Semaju apa pun sebuah daerah dalam pembangunan, atau di bidang teknologi, maka suatu saat nanti ia akan kembali mencari jati diri asal, yaitu kehidupan adat dan agama yang cenderung mulai terpinggirkan. Ini tak bisa dipungkiri, dan sudah banyak dialami banyak negara maju saat ini," sebut Ferizal.

Oleh karena itu, Ferizal mengajak pemuka adat, agama hingga anak nagari, untuk terus menjaga dan menerapkan nilai-nilai kehidupan beradat dan beragama dalam kehidupan sehari-hari. Penerapan itu, katanya, tidak hanya dalam bentuk sosialisasi, tetapi harus dengan kesadaran atau komitmen bersama.

Dewasa ini, ia menambahkan, saat ini persoalan masyarakat semakin komplek. Mulai dari persoalan perilaku, sengketa, hingga pandangan. Begitu pula soal pembangunan nagari, ia memandang, semua pihak musti membudayakan musyawarah-mufakat dalam mencari kebijakan.

Termasuk bagaimana komunikasi antara pemangku adat, Bamus, dengan pemerintah nagari dapat membuat inovasi dan program dari bawah. Sebagai putra daerah Tanjuanggadang, Ferizal mengaku siap diminta bantuan. Ia meminta kepada seluruh masyarakat memanfaatkan dirinya sebagai wakil bupati.

Baca juga: Gubernur Sumbar Minta Wali Nagari Gunung Malintang Buat Laporan Detail Alek Bakajang, Ini Sebabnya

"Jika ingin meminta bantuan atau usulan soal pembangunan, pandanglah saya sebagai Ferizal Ridwan, putra asli nagari ini. Tidak perlu memandang jabatan wakil bupati-nya. Jangan kita seperti terpagar durian bungkuk, batangnya di tanah kita, buahnya dinikmati orang," tutur Ferizal berkelakar. (rls/kyo)

Penulis:
Editor:
Sumber: