Tanam Bukit Tandus dengan Karet, Erwin Raih Plakat Kalpataru
VALORAnews - Warga Jorong Sipingai, Kenagarian VII Koto Talago, Kecamatan Guguak, Kabupaten Limapuluh Kota, Erwin (46), mengukir prestasi tingkat nasional di Bidang Pengelolaan dan Pelestarian Lingkungan Hidup pada 2016 ini. Pada 2014 lalu, prestasi serupa direngkuh Aiptu Al Aswandi, anggota Polsek Luak.
Erwin meraih penghargaan Plakat Kalpataru untuk Kategori Penyelamat Lingkungan Hidup. Sedangkan Aiptu Al Aswandi, sukses merebut tropy Kalpataru yang merupakan supremasi atau penghargaan tertinggi di bidang lingkungan hidup.
"Penghargaan yang disabet Erwin ini, setingkat di bawah penghargaan yang diterima Aiptu Al Aswandi 2014 lalu. Penghargaan itu diterima Erwin dari Menteri Kehutanan dan Lingkungan Hidup Siti Nurbaya pada acara peringatan Hari Lingkungan Hidup sedunia tingkat nasional di Siak pada 23 Juli 2016 lalu," ujar Kasubid Konservasi Sumberdaya Air dan Keanekaragaman Hayati Badan Lingkungan Hidup Setdakab Limapuluh Kota, Adi Warman di Sarilamak, Senin (15/8/2016).
Prestasi warga Sipingai itu, ujar Adi, membuat bangga Kabupaten Limapuluh kota. Dedikasinya dalam bidang lingkungan hidup tidak bisa dianggap enteng. Kepeduliannya terhadap lingkungan hidup, berawal dari keprihatinannya terhadap bukit yang ada di kampungnya Jorong Sipingai yang hanya ditumbuhi Ilalang dan semak belukar.
Baca juga: Ranperda RPJPD 2025-2045 masih di Kemenkuham, DPRD Limapuluh Kota Konsultasi ke DPRD Sumbar
Akibat tidak ada pepohonan, menjadikan areal perbukitan tersebut gersang dan membuat warga sulit mendapatkan sumber air bersih. "Tak hanya gersang dan senantiasa kering kerontang, areal perbukitan itu juga sering terbakar setiap kali musim kemarau. Beranjak dari kondisi yang memprihatinkan tersebut, Erwin berusaha menanami lahan itu seluas sekitar 1 hektar pada 1996 dengan tanaman karet," papar Adi.
Apa yang yang dilakukan Erwin cukup menggugah warga lainnya yang mempunyai lahan di areal perbukitan itu, untuk ikut melakukan hal serupa. Warga lain juga berbondong-bondong menanami lahannya dengan karet. Bahkan dalam perjalanan waktu, mereka bisa bersatu dalam wadah kelompok tani Johor Baru.
Hebatnya lagi, bukit yang dulu kosong melompong, kini sudah hijau oleh berbagai jenis tanaman dan pepohonan. Bahkan diperkirakan tidak kurang dari 350 hektar areal masyarakat di lokasi yang dulu kritis itu, jadi lahan perkebunan yang memberikan dampak positif terhadap perekonomian dan lingkungan hidup.
"Ternyata, lahan yang sudah ditanami Erwin beserta kelompok tani dan masyarakat sejak 1996 sampai 2016 sudah mencapai 350 hektar. Semua itu, Erwin lah motivatornya," tutur Adi.
Baca juga: Penemu Ikan Mati jadi Pakan Lele Asal Lubuk Basung jadi Nominator Kalpataru 2024
Apa yang dilakukan Erwin, menggugah pemerintah melalui Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, memberikan penghargaan Plakat Kalpataru. Prestasi yang diraih putera Nagari Talago ini, tentu diharapkan bisa meningkat lagi jadi Tropy Kalpataru. (rls)
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Wakanda Taram; Potret Objek Wisata Berbasis CBT di Sumatera Barat, Beromset Rp2 Miliar per Tahun
- Supardi; Nagari Maek Potensi jadi Destinasi Wisata Minat Khusus
- Festival Maek Hadirkan Peneliti Asing, Supardi: Kabut Peradaban Megalitik Maek harus Disibak
- Bukit dengan Tebing Berlubang, Hanya Ada Dua di Dunia, Nagari Maek dan Tianmen
- Gubernur Sumbar Minta Wali Nagari Gunung Malintang Buat Laporan Detail Alek Bakajang, Ini Sebabnya