Setelah Kehilangan Satu Mata, Kini Penderita Percampak Mulai Rabun

Kamis, 07 April 2016, 21:20 WIB | News | Kota Padang
Setelah Kehilangan Satu Mata, Kini Penderita Percampak Mulai Rabun
Penderita percampak, Lismawati (53) memeriksakan mata kirinya di Rumah Sakit Mata Padang Eye Center (PEC). Dia ditangani dr Tessa pada pertengahan Maret lalu. (istimewa)

VALORAnews - Hidup sendiri dengan penglihatan yang terganggu, tak membuat Lismawati (53) berhenti menjalani aktivitas senormal orang biasa. Bahkan, perabotan di dalam kontrakan kecil yang ia huni di Kampung Tanjung, Jl Talago Permai, Kelurahan Alai Parak Kopi, Kecamatan Padang Utara, terlihat tersusun sangat rapi saat dikunjungi tim Dompet Dhuafa Singgalang, Fauzi Yandri.

Percampak, begitu bahasa kampung yang digunakan masyarakat sekitar, mengenai gangguan mata yang diderita Lismawati sejak kecil. Akibat penyakit ini, kornea mata kanannya pecah saat masih kanak-kanak sehingga harus mengikhlaskan kehilangan mata kanannya setelah jalani operasi.

Lismawati sehari-hari bekerja sebagai pengemis. Mengandalkan penglihatan dari mata kirinya, setiap hari ia menyusuri daerah-daerah sejauh yang bisa ia capai di Padang. Mau bagaimana lagi, Lismawati sudah sejak 2009 hidup menjanda, ditinggal cerai sang suami. Tanpa anak, tanpa keluarga tempat ia bisa bertopang. Hanya dengan mengemis ia bisa menyambung hidupnya.

Namun, sekarang kenyamanan Lismawati dalam berktivitas mulai terganggu. Percampak yang ia derita kini mulai menggerogoti mata kirinya. Penglihatan dari mata kirinya mulai mengabur. Terdapat lapisan lemak yang meliputi, di samping korneanya yang memang bermasalah.

Lismawati merasa gundah, ia tetap ingin mandiri menjalani aktivitas. Namun tentu saja mengobati mata kirinya akan memakan biaya besar. Ia memutuskan meminta bantuan ke berbagai lembaga sosial di Kota Padang. Salah satunya ke Dompet Dhuafa Singgalang.

Beruntung, ia mendapat respon positif dari berbagai lembaga yang ia datangi. Dompet Dhuafa Singgalang, langsung mengutus Fauzi untuk survei dan pendampingan pemeriksaan mata Lismawati. Oleh Mitra Dompet Dhuafa Singgalang, dr Heksan dan dr Tessa, Lismawati langsung diperiksakan di RS Mata Padang Eye Center (PEC).

Diagnosa penyakit yang ia derita bernama Keratopi OD. Perlu dilaksanakan operasi pencangkokan kornea mata, sehingga ia akhirnya dirujuk untuk ditangani di Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Jakarta.

Pada Rabu (30/3/2016) lalu, Lisnawati telah diberangkatkan ke Jakarta, untuk mendapat penanganan lebih lanjut. Lisnawati begitu gembira dengan respon dari berbagai lembaga sosial yang mendukung pengobatannya ke Jakarta, terutama Dompet Dhuafa Singgalang yang merujuknya untuk bertempat tinggal di Shelter Mustahik Dompet Dhuafa, selama penantian jadwal operasi dan perawatan.

"Alhamdulillah, tarimo kasih Dompet Dhuafa Singgalang dan pendampingannyo. Raso punyo keluarga tinggal di Shelter Dompet Dhuafa ko," tutur Lismawati yang akan jalani operasi pada 20 April 2016. (rls)

Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:

Bagikan: