OJK Cermati Dinamika Ekonomi Global: Inflasi Global Tinggi, Target Pertumbuhan Perekonomian 2022 Diperkirakan Melambat

Rabu, 29 Juni 2022, 22:10 WIB | Bisnis | Nasional
OJK Cermati Dinamika Ekonomi Global: Inflasi Global Tinggi, Target Pertumbuhan...
Tangkapan layar pergerakan harga saham ISHG.

RDKB juga mencatat perekonomian global masih menghadapi tingkat inflasi yang persisten tinggi, karena tekanan global supply chain akibat konflik Rusia-Ukraina dan lockdown di Tiongkok.

Tingginya inflasi global tersebut, telah mendorong bank sentral utama dunia untuk melakukan normalisasi kebijakan moneter yang lebih agresif sehingga pasar keuangan global kembali bergejolak.

Dengan latar belakang tersebut, pertumbuhan perekonomian global 2022 diperkirakan akan melambat daripada yang diperkirakan sebelumnya.

Baca juga: Inflasi Sumbar Februari 2024 Lampau Nasional, Mendagri Ingatkan Gubernur Sumbar

Kendati demikian, indikator perekonomian domestik masih menunjukkan perbaikan yang terus berlanjut meski laju perbaikannya mulai terpengaruh perkembangan perekonomian global.

Inflasi di bulan Mei 2022 masih terjaga dalam rentang target Bank Indonesia, namun terus berada dalam tren meningkat seiring kenaikan harga pangan dan transportasi.

PMI Manufaktur juga masih berada dalam zona ekspansi meski dalam tren menurun dalam sembilan bulan terakhir akibat kenaikan harga bahan baku.

Sementara itu, sektor eksternal juga masih mencatatkan kinerja positif yang ditunjukkan dengan berlanjutnya surplus neraca perdagangan serta cadangan devisa yang terjaga, namun pertumbuhan impor mulai lebih tinggi dari pertumbuhan ekspor seiring kenaikan permintaan domestik.

Di tengah perkembangan tersebut, pasar saham Indonesia terpantau terkoreksi. Terkoreksinya pasar saham Indonesia seiring dengan capital outflow di mayoritas negara berkembang sebagai bentuk risk off investor merespons peningkatan suku bunga acuan The Fed 75 bps pada Juni 2022.

Hingga 24 Juni 2022, IHSG tercatat melemah 1,5 persen mtd ke level 7.043 dengan non residen mencatatkan outflow Rp3,59 triliun.

Sementara di pasar SBN, non residen mencatatkan outflow Rp12,4 triliun sehingga mendorong rerata yield SBN naik 5,2 bps mtd pada seluruh tenor.

Halaman:

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: