Tradisi Parang Pisang, Upaya Mencegah Kawin dengan Kembaran ala Kenagarian Ampalu

Kamis, 06 Agustus 2015, 09:52 WIB | Wisata | Kab. Pesisir Selatan
Tradisi Parang Pisang, Upaya Mencegah Kawin dengan Kembaran ala Kenagarian Ampalu
Sejumlah ibu-ibu, melempar pisang pada keluarga besannya, di kenagarian Ampalu, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, Rabu (5/8/2015). Tradisi saling lempar pisang (Parang Pisang-red) ini, merupakan ritual setiap ada anggota keluarga yang melahirka
VISI MISI CALON GUBERNUR SUMBAR PILKADA SERENTAK 2024

VALORAnews -- Dapat karunia keturunan, merupakan kebahagian lahir bathin bagi sebuah keluarga. Apalagi, dapat kembar dan sepasang pula. Namun, kebahagian dikarunia anak kembar sepasang itu, bagi warga kenagarian Ampalu, Kecamatan Sutera, Kabupaten Pesisir Selatan, jadi sebuah kekhawatiran.

Konon kabarnya, di nagari itu dulunya ada juga keluarga yang melahirkan anak kembar sepasang. Lalu, dalam perjalanan hidupnya, mereka saling jatuh hati dan akhirnya menikah. Perkawinan sedarah ini, merupakan aib yang harus dicegah kemudian hari.

Mencegahnya, warga kenagarian Ampalu memiliki tradisi unik. Jika ada anak-kemenakan mereka yang melahirkan anak kembar, yang satu laki-laki dan satunya lagi perempuan, maka diadakanlah budaya melempar pisang atau karib disebut Parang Pisang.

Dengan menggelar Parang Pisang, di kemudian hari diharapkan si kembar tak mengalami nasib seperti yang pernah terjadi di kampung mereka dulunya, menikah dengan saudara kembarnya. Parang Pisang ini, kembali digelar warga kampung itu, Rabu (5/8/2015) karena juga ada keluarga yang melahirkan anak kembar sepasang itu.

Baca juga: PILKADA 2024: Di Pessel, Pemilih Berkurang 555 Orang di DPT

Prosesi diawali dengan sejumlah ibu -ibu dari pihak keluarga laki-laki, berjalan menuju rumah keluarga perempuan. Rombongan ibu-ibu tersebut, membawa bakul yang berisi penuh dengan pisang rebus. Pisang itu, nantinya bukan untuk dimakan bersama.

Melainkan, begitu sampai di rumah keluarga perempuan, pisang tersebut akan mereka lemparkan sambil berteriak-teriak seraya mengungkapkan nada kekesalan mereka karena di daerah itu ada yang melahirkan anak kembar sepasang. Begitupun sebaliknya, dari keluarga perempuan yang menanti.

Pisang rebus pun telah dipersiapkan, untuk dilempar balik nantinya oleh keluarga perempuan. Begitulah seterusnya sampai pisang-pisang itu nantinya habis dilemparkan.

Pasangan yang melahirkan akan kembar sepasang itu yakni Rudi (34) dan Iwel. Kebetulan mereka diberi kepercayaan oleh Allah SWT memiliki anak kembar yang kemudian diberi nama Dava dan Diva. "Tradisi Parang Pisang ini, sudah diadakan sejak nenek moyang kami dulu. Hal seperti itu merupakan semacam aturan yang harus dipatuhi," terang Rudi.

Baca juga: PILKADA 2024, BAWASLU: Masyarakat jangan Takut Melaporkan Kecurangan

"Dari dulu sampai sekarang, kami masih melaksanakan tradisi seperti ini. Karena, menurut aturan daerah kami di sini, kalau tidak dilaksanakan maka nasib anak kami akan memprihatinkan, nantinya bisa-bisa mereka menikah sedarah. Kami tidak mau anak kami nantinya seperti itu. Hal itu sangat bertentangan sekali dengan ajaran agama kita yaitu Islam," tambah Rudi saat dijumpai di kediamannya.

Halaman:
TANGGAPAN MASYARAKAT TENTANG CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PILKADA SERENTAK 2024

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: