Tradisi Parang Pisang, Upaya Mencegah Kawin dengan Kembaran ala Kenagarian Ampalu
Mertua Rudi, Etek Gadih (52) menambahkan, Parang Pisang ini memang sudah jadi tradisi di daerahnya. Tujuannya, kejadian di zaman dulu (menikah dengan kembarannya-red) tak terulang lagi di masa sekarang. "Cerita nenek-nenek kami dulu, anak yang menikah dengan saudara kembarnya itu akhirnya diusir dari kampung karena melanggar aturan adat dan juga norma agama," terang Etek Gadih.
Tradisi Parang Pisang digelar, ungkap Etek Gadih, secara turun temurun terus dilakukan jika ada keluarga yang melahirkan anak kembar sepasang. Antara keluarga orang tua dari pihak perempuan dan laki-laki, akan saling melakukan Parang Pisang seperti yang dilakukan seperti saat ini.
"Kalau masalah percaya tidak percaya, itu tergantung dari kita masing-masing menyikapinya," jelas ETek Gadih sembari tersenyum. (lek)
Baca juga: PILKADA 2024: DPC PPP Pessel Gelar Konsolidasi untuk Menangkan Pasangan Hendrajoni-Risnaldi
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Rekomendasi Camping Ground di Pesisir Selatan, Pemandangannya Indah Cocok Berkemah, Cuma Rp150 Ribu per Malam
- 4 Tempat Liburan di Pesisir Selatan Sumbar, 3 Diantarnya Wisata Air
- KULINER KHAS MANDEH: Gulai Ambacang Ikan Karang, Nikmatnya Bikin Lidah Bergoyang
- CAMPING di MANDEH: Mengintip Indahnya Sunset dari Dalam Kemah
- TREKKING MANDEH: Menikmati Sekeping Surga Tersembunyi, di Puncak Batu Garudo