Mobnas Boleh Dibawa Mudik, Integritas: Kebijakan yang Merugikan Keuangan Daerah
VALORAnews - Bupati Solok Selatan dan Dharmasraya, baru-baru ini mengeluarkan pernyataan, membolehkan mobil dinas untuk digunakan mudik oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Keputusan permisif itu, tak lepas dari pernyataan Menteri Pemberdayaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (MenPAN RB), Yuddy Chrisnandi, yang juga membolehkan mobil dinas untuk digunakan mudik oleh Pegawai Negeri Sipil (PNS).
"Ini adalah kebijakan buruk dari KemenPAN RB pada kabinet pemerintahan Presiden Joko Widodo. Padahal, KemenPAN RB pada masa sebelumnya (pada pemerintahan Presiden SBY), selalu mengeluarkan kebijakan melarang penggunaan mobil dinas untuk mudik lebaran. Pernyataan Menteri KemenPAN RB ini jelas tidak memberikan contoh yang baik kepada publik, terutama tentang etis seorang penyelenggara negara," tegas Koordinator Lembaga Antikorupsi Integritas, Arief Paderi, dalam siaran persnya.
Menurut Paderi, kebijakan bupati Solok Selatan dan Dharmasraya itu, adalah bentuk buruk dampak pernyataan KemenPAN RB, sehingga menjadi legitimasi oleh kedua Kepala Daerah tersebut. Jika hal ini dibiar, tentu akan memperburuk semangat pemberantasan korupsi.
Baca juga: 4 Pimpinan DPRD Sumbar 2019-2024 Kembalikan Mobil Dinas Jenis Sedan dan SUV
Dilain sisi, imbauan KPK, yang disampaikan Pimpinan Sementara KPK, Johan Budi, agar Pejabat Negara dan Pegawai PNS tidak menggunakan mobil dinas untuk mudik, adalah hal yang tepat.
Pada prinsipnya, penggunaan mobil dinas bagi pejabat dan PNS hanya boleh digunakan untuk mendukung kerja-kerja kedinasan sesuai dengan tugas dan fungsi jabatan.
Dalam hal ini, pengelolaan mobil dinas sebagai barang milik negara, sebagaimana diatur dalam Pasal 3 Ayat (1) Peraturan Pemerintah No. 6 Tahun 2006 Tentang Pengelolaan Barang Milik Negara/Daerah, menyebutkan bahwa pengelolaan barang milik negara/daerah dilaksanakan berdasarkan asar fungsional kepastian hukum, transparansi dan keterbukaan, efisiensi, akuntabilitas dan kepastian nilai.
Sebagai aset negara/daerah, maka segala biaya pemeliharaan dan perawatan mobil dinas yang bersangkutan tentu akan dibebankan kepada negara.
Baca juga: LIBUR LEBARAN: Di Pessel, Mobnas Parkir di Area Kantor Bupati
"Sangat tidak adil ketika negara harus mengeluarkan biaya pemeliharaan dan perawatan akibat penggunaan aset secara pribadi di luar fungsi jabatan dan kedinasan seperti mudik," tegasnya.
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- PKD 2024 Berakhir, Audy Joinaldy: Promosi Budaya Diperlukan, Komunitas Seniman Butuh Dukungan Finansial
- Irsyad Safar: Event PKD Bisa Pengaruhi Gerakan Pelestarian Kebudayaan
- Pemprov Sumbar Pastikan Telah Libatkan Sanggar Darak Badarak di Belasan Kegiatan, Luhur: Dilakukan Profesional
- Ketika Seniman Pemberontak Dirangkul Pemerintahan Mahyeldi-Audy
- Dinobatkan jadi Ketua Matra Sumbar, Audy Joinaldy Dianugerahi Gelar Kanjeng Pangeran Aryo Suryo Negoro