Deteksi AFib untuk Mencegah Stroke Lebih Mudah dengan OMRON Complete

Senin, 21 Oktober 2024, 11:51 WIB | Gaya Hidup | Nasional
Deteksi AFib untuk Mencegah Stroke Lebih Mudah dengan OMRON Complete
Ilustrasi.
VISI MISI CALON GUBERNUR SUMBAR PILKADA SERENTAK 2024

JAKARTA (21/102024) - Dalam rangka Hari Stroke Sedunia, yang diperingati setiap tanggal 29 Oktober, OMRON Healthcare Indonesia menekankan pentingnya meningkatkan kesadaran dan pencegahan stroke, yang merupakan penyebab utama kematian dan kecacatan di dunia.

Salah satu faktor risiko terbesar stroke adalah fibrilasi atrium (AFib), gangguan irama jantung yang dapat meningkatkan risiko stroke secara signifikan.

AFib sering disebut sebagai "pembunuh senyap" karena gejalanya sering tidak disadari hingga terjadi serangan stroke, yang membuat kesadaran dan pemantauan proaktif menjadi sangat penting.

Kondisi ini meningkatkan risiko stroke pada penderita AFib hingga lima kali lipat dibandingkan dengan mereka yang memiliki ritme jantung normal.

"Mengingat AFib sering tidak terdeteksi, sangat penting bagi mereka yang berisiko tinggi untuk rutin memantau kesehatan jantung. Pemantauan dini dapat mendeteksi tanda-tanda AFi lebih awal, memungkinkan penanganan tepat waktu dan mengurangi risiko stroke," kata Tomoaki Watanabe, Direktur OMRON Healthcare Indonesia.

Fibrilasi atrium (AFib) adalah aritmia yang paling sering ditemui dalam praktik medis sehari-hari, dengan prevalensi 1-2%.

Laporan dari PERKI mengindikasikan bahwa angka ini akan meningkat secara signifikan dalam 50 tahun mendatang. Sekitar 70% kasus AFib terjadi pada individu berusia 65-85 tahun, dengan 84% pada mereka yang berusia di atas 85 tahun.

WHO memperkirakan bahwa populasi lanjut usia di Indonesia akan meningkat menjadi 28,68% pada 2045-2050, yang mengindikasikan bahwa kejadian AFib akan terus meningkat, sehingga diperlukan strategi skrining dan manajemen yang efektif.

Peningkatan kasus AFib di Indonesia mencerminkan tren global, dengan faktor risiko seperti tekanan darah tinggi, diabetes, dan perubahan gaya hidup berkontribusi terhadap pertumbuhan ini.

Banyak orang Indonesia, terutama mereka yang berusia di atas 50 tahun, memiliki risiko tinggi mengembangkan AFib.

Namun, gangguan ritme jantung juga mulai umum terjadi pada kelompok usia produktif, khususnya antara 40 dan 65 tahun.

Halaman:

Penulis: Al Imran
Editor: Mangindo Kayo
Sumber:

Bagikan:
IKLAN NOMOR URUT CALON WALI KOTA DAN WAKIL WALI KOTA PADANG 2024