HUT ke-78 Sumatera Barat, DPRD Sumbar Luncurkan 5 Produk Inovasi
"Kita perlu melakukan refleksi apa capaian yang telah diraih sejauh ini dan bagaimana strategi menggenjotnya agar Sumbar bisa "sesumbar" ke depan," ungkap Prof Djo.
"Berbagai indeks yang mengukur kemajuan daerah naik, prestasi-prestasi nasional dan internasional diperoleh, dan mantan gubernurnya duduk di kursi menteri alias masuk kabinet, atau paling tidak jadi anggota Wantimpres," tambah Prof Djo seputar indikator keberhasilan yang dipakai di ruang publik selama ini.
Tips strategi akselerasi pemerintahan Sumbar kedepan ala Prof Djohermansyah Djohan:
- Pandai-pandai menjalin relasi dengan orang pusat (penguasa negara)
- Sapa dan rangkul erat perantau Minang
- Perkuat perencanaan terintegrasi (kabupaten/kota, provinsi dan pusat) dengan memanfaatkan momentum Pemilu dan Pilkada 2024
- Bangun governansi publik
- Gerakan desentralisasi budaya secara masif
- Kembangkan pilot proyek DPRD Inovatif
Sementara, Gubernur Sumbar, Mahyeldi mengutip data Badan Pusat Statistik (BPS) Sumatera Barat yang menyebutkan, Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Sumatera Barat terus mengalami kemajuan.
Baca juga: DPRD Sumbar Periode 2019-2024 Akhir Masa Jabatan dengan Rapat Paripurna Tutup Masa Sidang III
IPM di periode 2017 yang berada di angka 71,24, meningkat menjadi 73,26 pada 2022; lebih tinggi dari capaian nasional yang hanya 72,91.
"IPM ini terbantu oleh capaian di sektor pendidikan dan kesehatan, di mana rata-rata lama sekolah Sumatera Barat saat ini berada di 9,18 Tahun, dan harapan lama sekolah berada di angka 14,10 tahun, yang artinya sudah di Perguruan Tinggi tahun ke-2," ungkap Mahyeldi.
Selanjutnya, usia harapan hidup saat ini, berada di angka 69,90 tahun. "Capaian ini tentu cukup melegakan kita sebagai daerah yang memang berharap kepada sumber daya manusianya," ungkap Mahyeldi.
Di sektor Ekonomi, terang dia, angka kemiskinan di Sumatera Barat tahun demi tahun terus mengalami penurunan. Pada 2017, penduduk miskin kita berjumlah 364.510 orang atau 6,87%.
Pada 2020, kemiskinan mampu ditekan hingga ke angka 344.230 jiwa, atau 6,28%.
Walau sempat naik kembali pada 2021, tapi pada 2022, dengan upaya bersama, angka kemiskinan kembali menurun menjadi 335.210 jiwa atau 5,92%.
Selanjutnya, PDRB Per kapita atas harga berlaku Sumatera Barat dalam tiga tahun terakhir (2020-2022) menunjukkan tren peningkatan yang stabil.
Penulis: Al Imran
Editor: Mangindo Kayo
Sumber:
Berita Terkait
- Majelis BPSK Padang Temui Wakil Ketua DPRD Sumbar, Ini yang Dibicarakan
- Debat Pamungkas Pilgub Sumbar Diwarnai Saling Sindir dan Isak Tangis
- Pemprov Sumbar Bangun Sinergisitas Pemungutan Opsen Pajak Daerah
- 202 Personel Protokol Ikuti Bimtek, Ini Arahan Andri Yulika
- Pemprov Sumbar akan Bangun Kantor MUI 5 Lantai, Telan Dana Rp24 Miliar