Rumah Kelahiran Tan Malaka makin Reot Dimakan Usia, Ini Harapan Ketua DPRD Sumbar

LIMAPULUHKOTA (20/7/2023) - Ketua DPRD Sumatera Barat, Supardi meminta Pemkab Limapuluhkota, lebih memperhatikan cagar budaya rumah tinggal tokoh revolusioner Indonesia, Tan Malaka, yang makin memprihatinkan.

Rumah bersejarah itu, ungkap Supardi, kondisinya sangat memprihatinkan dan tidak terawat. Beberapa struktur bangunan telah mengalami kelapukan. Pada lantai saat memasuki ruangan, juga tidak bisa lagi menampung bobot berat.

"Jika melangkah secara serampangan, bisa roboh. Begitupun benda-benda peninggalan yang berada dalam interior rumah yang sudah berdebu tidak terawat. Ini sangat memprihatinkan, kita minta Pemkab serius dalam mengelola cagar budaya ini," kata Supardi saat berkunjung ke Rumah Tan Malaka, Kamis.

Ibrahim Gelar Datuk Sutan Malaka (2 Juni 1897-21 Februari 1949), lebih dikenal dengan nama Tan Malaka, kediamannya itu berada di Pandam Gadang, Kecamatan Gunuang Omeh.

Baca juga: 4 Pimpinan DPRD Sumbar 2019-2024 Kembalikan Mobil Dinas Jenis Sedan dan SUV

Menggunakan kendaraan roda empat dari Kota Payakumbuh, akan memakan waktu sekitar 2 jam perjalanan. Sesampai di lokasi, terlihat plang berwarna hijau yang bertuliskan Rumah dan Pustaka Tan Malaka yang menunjuk ke arah rumah gadang.

Rumah gadang berwarna merah dengan lima gonjong itu, merupakan rumah kelahiran Tan Malaka yang ditetapkan sebagai cagar budaya pada 21 Februari 2008. Berjarak sekitar 500 meter di depan rumah, terlihat tiga kuburan.

Di nisan kuburan itu tertulis nama Ibrahim Datuk Tan Malaka, Rangkaya Sinan, ibu Tan Malaka dan Rasad Caniago, ayah Tan Malaka.

Diketahui, makam bertuliskan Tan Malaka hanya sebagai simbol saja. Sebab, makam yang asli berada di Kediri, Jawa Timur.

Baca juga: Supardi Beberkan Kinerja Bidang Legislasi, Anggaran dan Pengawasan pada Pelantikan DPRD Sumbar Periode 2024-2029

Sementara itu, berjarak 200 meter sebelah kiri dari kuburan, terdapat sebuah patung setengah badan Tan Malaka. Jika ingin masuk ke dalam rumah, bisa menemui ahli waris untuk ditemani.

Penulis: Al Imran
Editor: Mangindo Kayo
Sumber: