Musda Bersama Muhammadiyah dan Aisyiah Limapuluh Kota, Ini Harapan Supardi
Kemudian, pembaharuan pemikiran keislaman yang ada di Muhammadiyah dan Aisyiyah, telah menimbulkan ijtihad sehingga beberapa persoalan yang awalnya tertutup, sekarang menjadi terbuka.
"Pada tahun 70-an, tabu ketika itu kaum perempuan mengisi posisi tertentu di masyarakat. Oleh Majelis Tarjih Aisyiyah, saat itu sudah mulai dibuka krannya. Misalnya, untuk jadi kepala sekolah, pemimpin di pemerintahan dan lainnya," kata Bakhtiar.
Bakhtiar mengingatkan, agar secara ke-ekonomian, baik secara individu maupun persyarikatan, Muhammadiyah harus terus memperkuatnya melalui program-program yang bersentuhan langsung dengan peningkatan ekonomi keluarga.
Baca juga: DPRD Sumbar Periode 2019-2024 Akhir Masa Jabatan dengan Rapat Paripurna Tutup Masa Sidang III
Menurut Bakhtiar, saat ini banyak yang ingin menggerogoti Muhammadiyah, terutama secara teologi, atau akidah.
"Awalnya Muhammadiyah, kemudian di tengah jalan berbelok ke yang lain. Kemudian aset Muhammadiyah, lama-lama menjadi milik yayasan saja," ungkapnya. (kyo)
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- PDIP Sumbar Usulkan Safni dan Ahlul Badrito Resha di Pilkada Limapuluh Kota 2024, Koalisi dengan PKS dan Hanura
- HJK Limapuluh Kota ke-183, Mahyeldi Bagikan Kunci Sukses Penyelenggaraan Pembangunan dan Pemerintahan
- DPRD Limapuluh Kota Konsultasikan Penyelesaian Propemperda Tahun 2024, Ini Saran Bapemperda DPRD Sumbar
- Ruang Kerja Representatif Diperlukan Badan Kehormatan DPRD
- Satsabhara Polres Limapuluh Kota Gelar Razia Insidentil di Lapas Suliki