Tim PKM Unitas Padang Edukasi Petani Pasbar Kenali Pupuk Asli Tapi Palsu

Kamis, 08 September 2022, 18:24 WIB | Kabar Daerah | Kab. Pasaman Barat
Tim PKM Unitas Padang Edukasi Petani Pasbar Kenali Pupuk Asli Tapi Palsu
Tim PKM Universitas Tamansiswa (Unitas) Padang usai melakukan edukasi berbagai kemasan jenis pupuk buatan yang dijual pada berbagai kios di kelompok tani Mekar Abadi Nagari Sungai Aur, Kecamatan Sungai Aur, Kabupaten Pasaman Barat.

"Sehingga, Pasaman Barat membutuhkan sebanyak 43.907 x 350 kg = 15.367 ton Urea; 8.781 ton SP-36; 43.907 ton KCl, dengan total sebanyak 68.055 ton," ungkap Jamilaj.

Jika ditinjau berdasarkan kuota jatah pupuk, maka pupuk bersubsidi hanya mampu memenuhi 15% kebutuhan pupuk di Pasaman Barat.

"Petani harus membeli pupuk non subsidi yang mahal. Oleh sebab itu, petani harus membeli pupuk non subsidi dengan perhitungan yang matang, karena harganya yang mahal," ungkap Jamilah.

Baca juga: Plt Sekda Mentawai Hadiri Rakor Pencabutan PPKM Bersama Wamendagri

"Andaikata murah biasanya kadar haranya jauh lebih rendah," tambahnya.

Hal ini terbukti dari laporan petani yang mendengar secara berantai mengenai adanya pupuk palsu yang tidak memiliki izin edar dijual bebas di pasaran dan kios pupuk.

Permasalahan lain adalah sebagian besar petani belum mampu mengidentifikasi jenis pupuk palsu tersebut. Hal ini disebabkan karena rendahnya kemampuan literasi kemasan pupuk pada petani.

"Petani perlu memahami hal tersebut dengan berupaya melek literasi kemasan pupuk dan jangan hanya ikut-ikutan petani lain atau fanatik dengan pupuk merek tertentu," ungkap Jamilah.

"Saat ini banyak beredar beberapa jenis pupuk yang kemasan berbeda dengan komposisi namun merek serupa. Oleh sebab itu, petani harus bijak dan teliti dalam membaca keterangan komposisi pupuk di kemasan, bukan hanya melihat merk pupuk," ujarnya.

"Hal ini sudah terjadi, dengan merk dan gambar kemasan yang sama dari pupuk majemuk PONSKA, ternyata kandungan haranya berbeda. Hal ini diakui petani, dengan menyatakan bahwa selama ini mereka tidak memperhatikan apa kandungan haranya, akan tetapi lebih kepada merk pupuk saja.

"Selain itu, petani juga harus mampu menghitung kebutuhan pupuk agar dosis pupuk yang digunakan tidak berlebihan/over dosis sehingga tepat takaran," ungkap Jamilah.

Halaman:

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: