Deklarasi Kebangsaan Polda Sumbar Bersama Forkopimda dan FKUB
VALORAnews - Kapolda Sumbar, Irjen Pol Toni Harmanto menyampaikan, Sumatera Barat adalah salah satu daerah yang termasuk cukup aman dari berbagai macam konflik sosial dan sangat kondusif dari seluruh provinsi yang ada di Indonesia, hal ini terwujud dari perilaku masyarakat yang selalu memelihara tenggang rasa dan toleransi dalam kehidupan bermasyarakat dan bernegara.
Hal tersebut dikatakan, dalam sambutannya saat Polda Sumbar menggelar silaturahmi dengan Forkopimda bersama Forum Komunikasi Umat Beragama (FKUB) dan Ormas Provinsi Sumbar, Senin (21/12) di ruang Jenderal Hoegeng, Mapolda Sumbar.
"Sikap ramah tamah yang ditunjukkan oleh masyarakat Sumbar menunjukkan keterbukaan terhadap pengaruh dan budaya yang berkembang seiring perkembangan zaman, inilah salah satu tolak ukur terpeliharanya situasi yang aman dan tentram di provinsi ini," ucap Irjen Pol Toni.
Irjen Toni melanjutkan, pemeliharaan situasi ini semua tentunya tidak lepas dari kerja keras tim terpadu elemen terkait, diantaranya forkopimda, stakeholders terkait, TNI dan Polri yang selalu mendeteksi dan mereduksi segala potensi kerawanan khususnya potensi kerawanan yang bermuatan sara.
Baca juga: Polda Sumbar Anugerahkan Penghargaan untk Plt Bupati Pasbar
Sensitifitas Sara dalam kehidupan bermasyarakat dapat berimplikasi negatif pada kehidupan berbangsa dan bernegara, dimana bangsa ini dibangun dari keberagaman Suku, Adat Istiadat, Agama dan Ras yang terbungkus erat dalam Bhineka Tunggal Ika.
"Toleransi antar umat beragama yang telah dituangkan dalam Pasal 29 Ayat 1 dan Undang-undang Dasar Negara Republik Indonesia menjadi pedoman individu untuk memeluk dan menjalankan agama sesuai dengan keyakinan masing-masing," katanya.
Keberagaman budaya dan suku di Sumatera Barat, urai dia, tidak terlepas dari akulturasi budaya yang ada di provinsi ini. Di beberapa Kabupaten seperti Dharmasraya, Pasaman Barat, Pasaman Timur dan Pesisir Selatan memiliki heterogenisme budaya dan agama yang berasal dari masyarakat Batak dan Jawa, hal ini memungkinkan terjadinya perselisihan dengan budaya yang ada di tanah Minang ini.
"Sumatera Barat sebagai daerah dengan penduduk yang dikenal kuat mengamalkan agama islam dan memiliki adat istiadat dengan falsafah, "Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah" diharapkan mampu mengakomodir kebutuhan ibadah bagi warganya yang berbeda agama, mulai dari kebebasan memeluk agama, menjalankan ibadah dan pemeliharaan hubungan dalam masyarakat," tuturnya.
Baca juga: DPRD dan Kapolda Sumbar Siap Berkolaborasi Tumbuhkan Kesadaran Menciptakan Keamanan di Masyarakat
Kemudian, Pemerintah Daerah juga dapat melibatkan stakeholder terkait seperti Niniak Mamak, Alim Ulama, Cadiak Pandai dan Bundo Kanduang sebagai wadah musyawarah penyelesaian potensi konflik sosial di daerah.
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Fadli Zon Resmikan Museum Sastra Indonesia di Aia Angek, Ini Kata Plt Gubernur Sumbar
- Akhir Pekan Kemana? Yuk Berwisata ke 6 Tempat Liburan di Tanah Datar, Sumbar
- Festival Adat Salingka Nagari Pagaruyung Digelar Dua Hari, Ini Dampaknya Bagi Warga
- Situmbuak Art and Culture Festival Sukses, Arkadius: Jadikan Berkelanjutan dengan Pembinaan Pemkab
- Supardi: Pengelolaan Pariwisata Berbasis Budaya Sumbar belum Secanggih Bali dan Yogyakarta
BWA Salurkan Wakaf 20 Ribu Mushaf Al Quran di Tanah Datar
Kab. Tanah Datar - 13 September 2024
Gubernur Sumbar Salurkan 650 Paket PDRP di Rambatan
Kab. Tanah Datar - 23 Agustus 2024