Disampaikan di Webinar FTSP UBH: Ini Konsep Mahyeldi Tanggulangi Persoalan Banjir di Kota Padang
VALORAnews - Wali Kota Padang, Mahyeldi mengungkapkan, upaya pengendalian banjir atau genangan air di ibukota provinsi Sumbar yang telah dilakukan selang tiga tahun terakhir atau sejak 2018 lalu, terangkum dalam tiga kegiatan teknis.
Kegiatan pertama, melakukan pembangunan drainase, yaitu lebih kurang sepanjang 6 km di tahun 2018 dan 2019. Sementara pada 2020 sepanjang 3 km.
Yang kedua, merehabilitasi drainase. Dimana pada 2018 dan 2019 lalu, rehabilitasi telah dilakukan sepanjang 10 km dan di 2020 ini sepanjang 7 km.
Upaya ketiga adalah melakukan pengerukan sedimen drainase. Di tahun 2018 dilakukan pada saluran sepanjang 34 km, 48 km (2019) dan per Juli 2020 sejauh 36 km. Sementara, target penanganan pengerukan sedimen di 2020 ini sepanjang 50 km.
Baca juga: Dinsos Sumbar Salurkan 2.830 Kg Beras untuk Warga Korban Banjir pada 6 Nagari di Sumpur Kudus
"Inilah upaya yang kita lakukan selama kurun tiga tahun terakhir mengatasi genangan air dan banjir di Padang," ungkap Mahyeldi dalam webinar yang digelar Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan (FTSP) Universitas Bung Hatta (UBH) Padang, Kamis (24/9/2020).
Topik webinar ini seputar upaya mengatasi persoalan banjir dan genangan air di Kota Padang. Didampingi didampingi Yenni Yuliza (Kepala Dinas PUPR), Mahyeldi memaparkan permasalahan banjir dan pengelolaannya dengan judul 'Program Pembangunan Drainase di Kota Padang.'
Dalam kegiatan yang juga diikuti Dekan Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan UBH, para narasumber dan peserta webinar itu, Mahyeldi berharap, webinar ini setidaknya akan menghasilkan masukan-masukan bagi Pemko untuk melakukan langkah-langkah konkrit ke depan. Sehingga, akan semakin menyempurnakan upaya dalam mengatasi permasalahan banjir dan genangan air di kota yang berada di pesisir pantai ini.
Mahyeldi menyebut, titik banjir dan genangan air di Kota Padang, lebih dominan disebabkan faktor naiknya permukaan air laut. Ketinggian kenaikan muka air laut secara gelombang per tahunnya, ungkap dia, adalah 3,3 mm. Penyebab selanjutnya, masih banyaknya sampah yang dibuang masyarakat ke selokan atau sungai.
Baca juga: PEMKAB PESSEL Jadwalkan Perbaikan Jembatan Gantung Pelangai Gadang Tahun 2025
Oleh karena itu, ungkap dia, solusi yang dihadirkan dan juga yang telah serta akan dilakukan adalah pertama membuat jaringan drainase yang komprehensif antara drainase primer, sekunder dan tersier. Kemudian, yang kedua yaitu secara rutin melakukan pembersihan drainase dengan cara mengaruk sedimen.
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- KPU Padang Gelar Simulasi Putung Suara, Pj Wako: Sempurnakan Kembali Potensi Kekurangan Pelaksanaan
- Reses Dapil, Albert Hendra Lukman Jemput Aspirasi Penerima KIP dan PIP di Kota Padang
- Warga Piai Tengah Minta M Iqra Chissa Perjuangkan Perbaikan Irigasi dan Jalan
- Tampung Aspirasi Warga Kecamatan Padang Timur, Muhidi Sarankan Ada Rembug Warga yang Bukan Musrenbang
- Hendri Septa-Hidayat Tawarkan Tiga Kartu Hebat di Pemilihan Serentak 2024, Ini Manfaatnya