Ferizal Ridwan Motivasi Siswa Baru SMA N 1 Harau
VALORAnews - Mengawali tahun ajaran baru 2018-2019, Wakil Bupati Limapuluh Kota, Ferizal Ridwan membuka sekaligus memberikan motivasi pada kegiatan Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) bagi Siswa/siswi baru, di SMA N 1 Harau, Rabu (11/7/2018).
Kegiatan yang berlangsung selama tiga hari tersebut, turut dihadiri Kepala Sekolah SMA N 1 Harau, Afrizal dan seluruh Majelis Guru, Staf, karyawan SMA Negeri 1 Harau, pengurus OSIS serta seluruh Siswa/Siswi baru SMA N 1 Harau.
Dalam sambutannya, Ferizal Ridwan mengatakan, konseptor masa pengenalan lingkungan sekolah berasal dari Minangkabau, yaitu falsafah adat alam takambang jadi guru, yang bermakna tanggung jawab seseorang dalam rangka pengembangan diri, dengan melihat semesta sebagai sumber pengetahuan dan tertempanya nilai-nilai keadaban.
"Siswa harus punya obsesi dan perancanaan untuk masa depan, lingkungan sekolah merupakan tempat berinteraksi dalam mengembangkan diri, maka sejatinya, untuk itulah diadakan masa pengenalan lingkungan sekolah ini," ungkapnya.
Baca juga: Ranperda RPJPD 2025-2045 masih di Kemenkuham, DPRD Limapuluh Kota Konsultasi ke DPRD Sumbar
Ferizal Ridwan juga menjelaskan tentang tagline Harau menuju dunia yang mesti dipahami para generasi muda Limapuluh Kota.
"Generasi muda kita harus selalu meningkatkan kreatifitas, berfikir maju dan mendunia, namun tetap bertindak sesuai dengan budaya luhur bangsa, jangan cuma jadikan Harau menuju dunia hanya sebagai semboyan," terangnya.
"Tagline Harau menuju dunia merupakan semacam identitas tutorial Kabupaten Limapuluh Kota. Orang tidak kenal dengan Sarilamak atau Tanjung Pati, tapi orang lebih mengenal Harau. Saatnya para generasi muda untuk berfikir global dan bertindak lokal," tambah Ferizal.
Selanjutnya dia juga menerangkan bahwa, yang harus dilakukan untuk menjadikan Harau menuju dunia yaitu dengan menghilangkan sifat "uju" oleh setiap kelompok kepentingan dan tatanan hidup di Kabupaten Limapuluh Kota, karena makna "uju" bagi masyarakat Minang merupakan sebuah kesombongan atau ego sektoral.
Baca juga: Gubernur Sumbar Minta Wali Nagari Gunung Malintang Buat Laporan Detail Alek Bakajang, Ini Sebabnya
Ada tiga kunci menghilangkan "uju", yang pertama menjaga tradisi adat budaya dan kebiasaan yang baik seperti sopan santun. Tentu itu akan menciptakan image yang baik. Yang kedua dengan menegakkan syarak, yakni merupakan salah satu bentuk kepatuhan peribadatan terhadap agama.
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- PDIP Sumbar Usulkan Safni dan Ahlul Badrito Resha di Pilkada Limapuluh Kota 2024, Koalisi dengan PKS dan Hanura
- HJK Limapuluh Kota ke-183, Mahyeldi Bagikan Kunci Sukses Penyelenggaraan Pembangunan dan Pemerintahan
- DPRD Limapuluh Kota Konsultasikan Penyelesaian Propemperda Tahun 2024, Ini Saran Bapemperda DPRD Sumbar
- Ruang Kerja Representatif Diperlukan Badan Kehormatan DPRD
- Satsabhara Polres Limapuluh Kota Gelar Razia Insidentil di Lapas Suliki