Hendra Irwan Rahim Ingatkan Bahaya LGBT dan Narkoba di Nagari Tigo Jangko

Selasa, 05 Juni 2018, 14:23 WIB | Wisata | Kab. Tanah Datar
Hendra Irwan Rahim Ingatkan Bahaya LGBT dan Narkoba di Nagari Tigo Jangko
Ketua DPRD, Hendra Irwan Rahim secara simbolis menyerahkan bantuan hibah pada pengurus Masjid Darul Huda Koto Panjang, Kamis (31/5/2018) malam saat memimpin Safari Ramadhan DPRD Sumbar. (humas)

VALORAnews -- Ketua DPRD Sumbar, Hendra Irwan Rahim memuji Nagari Tigo Jangko, Kecamatan Lintau Buo Kabupaten Tanahdatar yang telah memiliki peraturan nagari tentang penyakit masyarakat dan muda-mudi. Selain itu, Hendra yang juga putra asli Lintau, memuji keaktifan masyarakat melaksanakan ronda untuk mengantisipasi tindak kriminal.

"Aturan ini diharapkan bisa mengantisipasi berbagai penyakit masyarakat seperti pergaulan bebas, narkoba, tawuran dan lainnya," ungkap Hendra saat memimpin Safari Ramadhan DPRD Sumbar di Masjid Darul Huda Koto Panjang, Kamis (31/5/2018) malam.

Menurut Hendra, seiring dengan makin majunya suatu negara, maka bertambah banyak kelakuan masyarakatnya. Sayangnya, kelakuan masyarakat itu cenderung ke arah perilaku negatif.

"Sekarang sudah ada LGBT yang berarti lesbian, gay, bisex dan transgender. Ini bukan sekadar hubungan perempuan dan laki-laki, tapi sesama jenis. Rata-rata mereka yang mengidak penyakit ini adalah orang berpendidikan," terang Hendra sembari berharap hal itu tak terjadi di Lintau.

Baca juga: Komisi V DPRD Sumbar Kembali Matangkan Ranperda Pemajuan Kebudayaan Daerah

Untuk mengatasi penyakit masyarakat ini, Hendra menawarkan solusi, untuk menghidupkan kembali budaya ke surau yang akan jadi langkah awal memupuk keimanan dan ketakwaan masyarakat.

"Generasi muda harus ditanam paham agama. Harus jadi budaya bagi anak muda kita itu, pergi ke masjid. Tolong kita jaga, kita pantau, anak keponakan kita," ungkap Hendra.

Bahaya lainnya selain LGBT, menurut Hendra, yakni makin merebaknya peredaran narkotika dan obat-obatan berbahaya (Narkoba). Perederan barang haram itu bahkan telah menyasar pedesaan.

"Kalau sudah terlibat, sulit diobati. Kalaupun sudah jalani rehabilitasi, jika tidak terawasi, maka dapat terjerumus kembali," terangnya.

Baca juga: 75 WRSE Ikuti Pelatihan Pembuatan Kue Angkatan IX, Supardi: Jadilah Motor Penggerak Ekonomi Payakumbuh

"Lintau ini daerah perlintasan. Kita perlu waspada. Memantau siapapun yang datang, laporkan pada wali nagari dan polisi, jika ada yang mencurigakan," tambah Hendra.

Halaman:

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: