Leader Talks Milad ke-19 PKS: Rahmah El Yunusiah jadi Inspirasi Al Azhar, Hidayat: Fraksi PKS DPR Usulkan jadi Pahlawan Nasional

Sabtu, 29 April 2017, 23:29 WIB | Wisata | Provinsi Sumatera Barat
Leader Talks Milad ke-19 PKS: Rahmah El Yunusiah jadi Inspirasi Al Azhar, Hidayat: Fraksi...
Anggota Majelis Syuro DPP PKS, Irwan Prayitno saat memberikan sambutan pada acara Leaders Talk yang digelar dalam rangka Silaturahim Tokoh dan PKS Award dalam rangkaian Milad ke-19, Sabtu (29/4/2017) di Padang. (istimewa)

VALORAnews - Wakil Ketua Dewan Syuro PKS, Hidayat Nur Wahid mengatakan, tengah mengusulkan dan memperjuangkan tokoh wanita asal Ranah Minang, Hj Rahmah El Yunusiyah, pendiri Perguruan Diniyah Putri Padangpanjang, sebagai pahlawan nasional. Pengusulan ini telah diinisiasi Fraksi PKS DPR RI pada 17 April 2017 lalu, saat peringatan mosi integral yang disampaikan M Natsir pada pidatonya di parlemen, 3 April 1950.

"Ketokohan Hj Rahmah El Yunusyiah tak sekadar dalam bingkai perjuangan kemerdekaan Indonesia, melainkan juga menginspirasi grand syeikh Al Azhar untuk membuka kelas khusus perempuan usai kunjungannya ke Ranah Minang pada tahun 1957 lalu," ungkap Hidayat Nur Wahid pada Leaders Talks dalam rangka Silaturahim Tokoh dan PKS Award dalam rangkaian Milad ke-19, Sabtu (29/4/2017) di Padang.

Leaders Talk ini, selain menghadirkan Hidayat Nur Wahid, juga menampilkan anggota dewan syuro PKS yang juga Walikota Padang, Mahyeldi Dt Marajo dengan moderator Irsyad Syafar (Ketua DPW PKS Sumbar).

Hidayat juga memuji ketokohan M Natsir dalam mempertahankan konsep negara kesatuan Republik Indonesia. "Pidato M Natsir di parlemen, yang menolak hasil Konfrensi Meja Bundar (KMB), merupakan sebuah perjuangan yang hasilnya telah dapat kita rasakan hingga sekarang," tukas Hidayat.

Baca juga: Silaturahum Tokoh dan PKS Award 2017: PKS Ajukan Kembali Mahyeldi jadi Cawako Padang di Pemilihan Serentak 2018

Hidayat di kesempatan itu, juga merefleksi kembali sejarah partai yang awalnya bernama Partai Keadilan (PK). Saat mengikuti pemilu 1999, baru meraih 7 kursi dimana salah satunya dari Sumbar yakni Prof Irwan Prayitno.

Karena persoalan parliamentary thrashold, PK kemudian mengubah nama dengan menambahkan kata sejahtera, sehingga menjadi Partai Keadilan Sejahtera (PKS).

"Perubahan nama ini ternyata membawa berkah. Kepercayaan masyarakat bertambah signifikan menjadi 45 kursi pada pemilu 2004. Kenaikan sebanyak 600 persen lebih ini, merupakan persentase terbesar sepanjang sejarah partai politik di Indonesia," tukas Hidayat Nur Wahid.

Dalam konteks perolehan suara pemilu, PKS Sumbar juga meraih suara signifikan yakni mencapai 16 persen pada pemilu 2014 lalu. "Ini melebih rata-rata nasional yang hanya 12 persen," ungkap Irwan.

Sementara, Mahyeldi memaparkan apa yang telah dilakukannya sejak menjabat walikota Padang periode 2013-2018. Mulai dari berbagai program pembangunan hingga konsep dalam mempersiapkan generasi muda Padang untuk jadi pemimpin bangsa, sekaitan bonus demografi yang akan dialami Indonesia pada 2020-2040.

Selain itu, Mahyeldi juga berbagi kiat soal upayanya memajukan usaha kecil dan menengah (UKM) di ibukota provinsi Sumbar ini. "Cara berdagang itu, sangat sederhana saja. Yakni, membawa dagangan ke tempat orang ramai dan membawa orang lain ke tempat kita untuk meramaikan Padang ini," katanya.

Halaman:

Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:

Bagikan: