Anak Petani Solok Presentasi ke India

Jumat, 29 Januari 2016, 15:38 WIB | Wisata | Kab. Solok
Anak Petani Solok Presentasi ke India
Yulia Siska, penerima beasiswa Etos Dompet Dhuafa Singgalang siap terbang ke India untuk mempresentasikan karya tulisan miliknya (ist)

VALORAnews---Tidak ada yang bisa memilih terlahir seperti apa di dunia ini, namun berakhir seperti apa menjadi keputusan setiap yang bernyawa. Hidup bukan soal awal tapi akhir, bukan yang kemarin tapi tentang hari ini.

Mengukir jejak, berprestasi dan menginspirasi, begitu Yulia Siska menyebut kehidupan yang jauh dari kemewahan. Terlahir dari keluarga sederhana tidak pernah membuatnya surut bahkan berhenti untuk melangkah dan menjadi sejajar dengan mereka yang lebih beruntung.

Ia sudah membuktikan, bahwa anak petani dari pedalaman, Nagari Batubajanjang, Kec Lembang Jaya, Kabupaten Solok ini, bisa berdiri lebih tinggi dari mereka anak pejabat. Tidak soal kesombongan tapi masalah keinginan, perjuangan dan keyakinan.

Siapa sangka, Yulia yang tercatat sebagai salah satu mahasiswa penerima manfaat beasiswa Etos Dompet Dhuafa Singgalang Angkatan 2012, seminggu yang lalu menjadi satu-satunya delegasi dari Universiatas Andalas untuk mempresentasikan tulisan pada conference internasional di India.

Baca juga: Ribuan Warga Sumbar Ikuti Seminar Tangkal LGBT

"Aku menjadi salah satu yang diundang untuk mempresentasikan paper terkait pembangunan dan perekonomian di Kerala Institute of Local Administration, Kerala, India pada Kamis hingga Jumat (21-22/1) lalu," tutur mahasiswa Jurusan Teknik Sipil ini pada Kamis (28/1). Kebanggaan yang luar biasa ia rasakan ketika bisa memperkenalkan tanah air kedunia Internasional.

"Aku bisa menyandang almamater dan berdiri di depan puluhan orang dari berbagai negeri. Aku bisa melihat bagaimana kekaguman mereka terhadap kebanggan yang ku bawa, tentang kekayaan alam, kebudayaan, dan keanekaragaman Indonesia, tentang Sumatra Barat dan universitas Andalas," paparnya berbinar-binar.

Melangkah kedunia luar, tampil pada acara internasional bukanlah sesuatu yang bisa dicapai oleh seseorang yang untuk hidup susah bahkan terancam putus sekolah karena keterbatasan biaya. Orangtuanya hanyalah petani biasa yang mengelola lahan orang lain untuk bertahan hidup.

"Ini soal pilihan dan perjuangan. Kekelaman masa lalu tampak begitu gemilang hari ini, satu-persatu sudah aku lewati dan hari ini aku masih akan melangkah menginspirasi. Membawa nama almamater, bangsa, dan agama, menjadi kebanggaan dan inspirasi banyak orang. Kita bisa karena kita mau melakukannya. Aku percaya tidak ada yang akan menghalangi jika kita mau melakukannya. Terserah bagaimana dunia memberi kita kehidupan, yang penting bagaimana kita menjadi hidup diatas dunia. Miskin harta tidak pernah menjadi alasan untuk berkarya. Aku bisa, kamu bisa, kita bisa karena kita punya cita," pungkas Yulia (rel).

Baca juga: SMT Dompet Dhuafa Singgalang Lahirkan Guru Kreatif

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: