Festival Maek akan Dihadiri Arkeolog dan Seniman Dunia, Supardi: Peradaban Megalitik Maek Potensi Mengubah Sejarah Asia

Selasa, 09 Juli 2024, 06:19 WIB | Wisata | Provinsi Sumatera Barat
Festival Maek akan Dihadiri Arkeolog dan Seniman Dunia, Supardi: Peradaban Megalitik Maek...
Ketua DPRD Sumbar, Supardi didampingi Jefrinal Arifin (Kadis Kebudayaan), S Metron (Kurator), Donny Eros Djarot (Direktur Festival) memberikan keterangan pers tentang Festival Maek di ruang khusus I DPRD Sumbar, Selasa. (humas)
TANGGAPAN MASYARAKAT TENTANG CALON GUBERNUR DAN WAKIL GUBERNUR PILKADA SERENTAK 2024

Terkait data pasti umur peradaban Maek, menurut Supardi, perlu dilakukan beragam pendekatan ilmiah dan uji laboratorium.

"Kini, penelitian peradaban Maek telah dilakukan peneliti asal Australia. Informasi yang kita terima dari Australia, tahapan penelitian terhadap sampel kerangka individu yang kita kirimkan, telah memasuki fase ke-12 dari 13 tahapan pengujian," ungkap Supardi.

Di antara penelitian yang dilakukan, tes DNA yang merupakan tahapan ke-11 dan analisis carbon dating C14 (tahapan ke-12).

Baca juga: DPRD Sumbar Periode 2019-2024 Akhir Masa Jabatan dengan Rapat Paripurna Tutup Masa Sidang III

"Ini merupakan langkah maju dalam mengungkap peradaban Megalitik Maek," ungkap Supardi.

Menurut Supardi, cerita tambo tentang Ranah Minang akan berubah drastis, jika misteri peradaban megalitik Nagari Maek terungkap berdasarkan hasil penelitian di Australia ini.

"Dari tuturan lisan seorang kerabat kerajaan Pagaruyung, Prof Puti Reni Raudhah Thaib pada kami, pengangkatan Raja Pagaruyung, diawali dengan semacam ritual 'permintaan restu' ke Nagari Maek," ungkap Supardi.

"Jika tuturan lisan Prof Raudhah Thaib itu disandingkan dengan kajian ilmiah tentang misteri peradaban Maek yang akan diungkap peneliti Australia ini menunjukan adanya peradaban Sebelum Masehi (SM), tentunya kisah atau cerita tambo Minangkabu, akan beralih ke Maek," terang Supardi.

Perubahan kisah tentang Tambo Minangkabau ini, juga diperkuat dengan hasil ekskavasi di Situs Bawah Parit yang membawa pada satu pendapat, bahwa lokasi tersebut di masa lampau berfungsi sebagai situs penguburan.

"Ini menandakan, adanya peradaban di Nagari Maek. Jika peradaban ini berkembang di periode sebelum masehi, tentunya akan jadi temuan baru bagi dunia," tukas Supardi.

Untuk penelitian lebih mendetail dalam mengungkap peradaban Megalitik Maek, terangnya, memerlukan dana besar dengan melibatkan peneliti lintas disiplin ilmu. Tentunya, juga memerlukan waktu penelitian yang panjang.

Halaman:

Penulis: Al Imran
Editor: Mangindo Kayo
Sumber:

Bagikan: