Bertanam Holtikultura di Alahan Panjang, Pak Man: Kami Seperti Berjudi dengan Nasib

Selasa, 19 Januari 2016, 18:41 WIB | Olahraga | Kab. Solok
Bertanam Holtikultura di Alahan Panjang, Pak Man: Kami Seperti Berjudi dengan Nasib
Pak Man (bertopi plastik), berbincang dengan dosen FIB Unand, Hary Efendi Iskandar (kanan) beserta sejumlah warga, Sabtu (16/1/2016) di areal demplot PAT-PKP Unand di Jorong Galagah, Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumbar

VALORAnews - Anggota Kelompok Tani (Keltan) Harapan Baru, Jorong Galagah, Nagari Alahan Panjang, Kecamatan Lembah Gumanti, Kabupaten Solok, Sumbar, resah dengan terus menurunnya hasil panen tanaman holtikultura (budidaya tanaman kebun-red) yang mereka semai. Karena, bertanam padi di kampung yang berada pada ketinggian 1.600 meter di atas permukaan laut (mdpl) itu, tak cocok walaupun itu merupakan makanan pokok sehari-hari.

"Di daerah kami ini, jika bertanam padi, masa panennya mencapai enam bulan. Hal ini disebabkan suhu udara yang dingin. Makanya, petani disini lebih memilih bertanam aneka sayuran," ungkap Pak Man, salah seorang pengurus Keltan Harapan Baru.

Bertanam tanaman holtikultura sepanjang tahun, terang Pak Man, kini telah membuat petani dalam kondisi berjudi dengan nasib. "Jika beruntung, untuk 1 kg bibit kentang, paling tinggi itu berproduksi seberat 15 kg. Dengan harga jual sebesar Rp10 ribu per kg, maka sudah bisa dipastikan petani akan merugi," terang Pak Man. (Baca: Gandum Selamatkan Petani Sayuran di Alahan Panjang)

Karenanya, Pak Man berterima kasih pada Pusat Alih Teknologi dan Pengembangan Kawasan Pertanian (PAT-PKP) Universitas Andalas (Unand) Padang, yang telah melakukan penelitian di kampungnya. Salah satu tanaman yang dibudidayakan peneliti di PATPKP, adalah tanaman gandum.

Baca juga: Jalan Zul Elfian Mewujudkan Visi Kota Solok Berkah, Maju dan Sejahtera

"Dalam setahun, kami biasa bercocok tanam sebanyak 3 kali. Dengan diselingi bertanam gandum, maka produksi kentang meningkat dua kali lipat. Untuk 1 kg bibit, bisa menghasilkan 30 kg dari semula hanya 15 kg maksimalnya," terang Pak Man dengan nada sumringah.

Selain itu, Pak Man juga berterima kasih pada para peneliti di PAT-PKP yang telah mengenalkan sistem pemupukan dengan menggunakan pupuk organik. "Panen kami dihargai lebih tinggi. Yang terpenting, penggunaan pupuk organik membuat kesuburan tanah kami juga lebih terjaga," terangnya.

Nagari Alahan Panjang, dikenal sebagai salah satu sentra produksi tanaman holtikultura di Sumbar. Aneka sayuran hingga buah-buahan, tumbuh subur di daerah yang berada di lereng bagian timur kawasan Taman Nasional Kerinci Seblat (TNKS). Atau sekitar 65 km dari Kota Padang, ibukota provinsi Sumbar arah Barat. (kyo)

Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:

Bagikan: