Wirid Adat di Surau Talang Sungai Tarab: Adzan itu Sebuah Seruan, Semestinya Diperdengarkan dan Dikeraskan

Selasa, 01 Maret 2022, 20:28 WIB | Kabar Daerah | Kab. Tanah Datar
Wirid Adat di Surau Talang Sungai Tarab: Adzan itu Sebuah Seruan, Semestinya...
Tengku Irwansyah Pucuk Bulek Alam Minangkabau Datuak Katemanggungan sekaligus sebagai Ketua Umum Mahkamah Adat Alam Minangkabau (MAAM) bersurah adat pada kegiatan Wirid Ada di Surau Talang, Sungai Tarab, Senin.

TANAHDATAR (28/2/2022) - Adzan adalah panggilan Allah subhanahu wa ta'ala pada umatnya yang beriman. Adzan juga adalah sebuah seruan bagi seluruh mahluk yang wajib mendengarkannya. Sebagai sebuah seruan, suara adzan semestinya diperdengarkan dan dikeraskan, agar seruan Allah untuk menegakan shalat ini terdengar keseluruh penjuru dunia.

"Untuk mendapatkan perintah shalat ini, tidak bisa diwakilkan melalui perantara malaikat Jibril sebagaimana perintah lainnya dari Allah. Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam langsung berhadapan dengan sang Khaliq, Allah aza wa jalla menjemput perintah shalat yang jadi tiang agama Islam ini," ungkap Edi Norman Angku Malin Cayo, saat memberikan tausyiah dalam Wirid Adat yang digelar di Surau Talang, Sungai Tarab, Senin.

Wirid Adat adalah sebuah momen dimana ninik mamak, alim ulama dan cadiak pandai saling berbagi ilmu agama. Kegiatan wirid adat ini dinisiasi Dewan Pakar Dakwah Islamiyyah Indonesia sekaligus pembina Surau Talang, Ramdalel Bagindo Ibrahim.

Wirid adat kali ini, sekaligus memperingati Isra Mi'raj Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam. Pada momen ini, ceramah agama disampaikan Edi Norman, dosen Pascasarjana IAIN Bukittinggi.

Sedangkan dari unsur ninik mamak, dihadirkan Tengku Irwansyah Pucuk Bulek Alam Minangkabau Datuak Katemanggungan sekaligus sebagai Ketua Umum Mahkamah Adat Alam Minangkabau (MAAM).

Ramdalel dalam sambutannya mengatakan, dengan adanya wirid adat ini, setiap elemen masyarakat bisa mempererat silaturrahmi bersama tiga unsur yang ada dalam adat Minangkabau yang terkumpul dalam satu adagium, Tali Tigo Sapilin, Tungku Tigo Sajarangan.

Apabila ketiga unsur ini telah bersatu padu, maka terbentuklah apa yang disebut dengan "Adat Basandi Sarak, Sarak Basandi Kitabullah."

"Ada tiga unsur di tatanan masyarakat Minangkabau yakni unsur Ulama, Ninik Mamak dan Cadiak Pandai. Melalui Wirid Adat ini, ketiga unsur ini dihadirkan memperkuat pemahaman agama dan adat sekaligus dalam rangka menyambut hari Besar Islam Isra' Mi'raj Nabi Besar Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam," ungkap dia.

Intinya, terang dia, momen Wirid Adat kali ini menjelaskan bagaimana Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam dalam Isra Mi'raj yang diperjalankan Allah subhanahu wa ta'ala dari Masjidil Harom ke Masjidil Aqsha dalam keadaan hidup dan bertemu dengan nabi pendahulunya yang telah meninggal.

"Mulai dari lapisan langit pertama sampai langit ketujuh," ungkap Ramdalel.

Namun, para nabi dan rasul tersebut, ditemui Rasulullah dalam keadaan hidup sampai Rasulullah berhadapan langsung dengan Allah subhanahu wa ta'ala tanpa pembatas. Di momen itu, Rasulullah Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam dalam keadaan hidup serta zahir bathin menghadap Allah, untuk menerima perintah shalat.

Halaman:

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: