Jangan jadi Orang Tua Toxic
PADANG PANJANG (17/12/2021) - Perilaku toxic parents lebih sering berdampak negatif daripada positifnya terhadap kehidupan anak. Anak yang berada dalam pengasuhan toxic parenting ini, dapat mengalami gangguan kesehatan mental seperti stres, depresi yang diakibatkan lingkungan rumah yang tidak sehat.
Demikian disampaikan Ketua TP-PKK Padang Panjang, dr Dian Puspita dalam sosialisasi pola asuh anak bagi kader PKK se-Kota Padang Panjang, Jumat, di aula Dinas Sosial PPKBPPA Padang Panjang.
Dokter Dian menyebutkan, dalam banyak kasus anak-anak jadi kehilangan kepercayaan diri, minder dan lebih tertutup. Hal tersebut, jika terus dibiarkan akan semakin parah dan mempengaruhi hubungan si anak dalam kehidupan sosialisasinya.
"Jadi, jangan jadi orang tua yang toxic," imbaunya.
Baca juga: Ketua PKK Padang Panjang Pastikan Pola Pendistribusian Konsumsi Peserta MTQ
Kepada kader, Dian berharap, untuk dapat menyosialisasikan program Pokja 1 PKK terkait pola asuh anak remaja era digital. Mengingat, pentingnya pengawasan orang tua terhadap anak dalam pengunaan gadget dan media sosial.
Menurutnya, tahapan pengasuhan anak sudah dimulai sejak kandungan. Langkah lain yang mempengaruhi pola asuh anak yaitu dengan mengatur jarak kehamilan, sekurang-kurangnya dua tahun. Mencegah tidak hamil sebelum usia 20 tahun dan setelah usia 40 tahun.
Narasumber kegiatan ini, Neni Andriani dalam materinya mengatakan, toxic parenting merupakan pola pengasuhan yang keliru dan tanpa sadar dapat melukai psikologis anak. Pola pengasuhan tersebut, kerap dilakukan orang tua yang umumnya kasar, tidak dewasa serta memiliki gangguan mental.
Menurutnya, orang tua yang menjadi racun atau toxic dapat mengakibatkan luka psikologis atau luka pengasuhan pada anak, baik sekarang maupun dimasa depan.
Baca juga: Padang Panjang Dukung Rendang Warisan Budaya Indonesia Tak Benda ke Unesco
"Orang tua tanpa sadar menerapkan toxic parenting, umumnya mengedepankan keinginan pribadi, mengatur anak semaunya sendiri, tidak menghargai pendapat anak dan tidak memandang bahwa anak memiliki hak atas kehidupannya sendiri," terang Neni yang juga psikolog itu.
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- Prodi Pariwisata ISI Padang Panjang Datangkan Direktur Pemasaran Kemenpar, Ini Targetnya
- KPU Sumbar Gelar Jambore Demokrasi Pelajar, Idham: Program Literasi yang Layak Ditiru
- Kapolda Sumbar Perintahkan Bintara Pembawa 141 Paket Ganja Ditindak Tegas
- Semarak Ramadhan di Kota Padang Panjang, Dari Itikaf, Berbagi Berkah hingga Tadarusan
- Warga Tiga Kabupaten Terdampak Erupsi Gunung Marapi Dibantu 157 Ton Beras