Webinar Harlah ke-95, Ganefri: NU Hargai Tradisi dan Adat Minangkabau
VALORAnews - Ketua Tanfidziyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Sumatera Barat, Prof Ganefri menegaskan, tradisi-tradisi yang sudah tumbuh dan berkembang di tengah masyarakat, mesti terus dipelihara sepanjang tidak bertentangan dengan aqidah keislaman.
"NU menghargai tradisi, bahkan mengawal tradisi karena dinilai mampu memberikan penguatan nilai-nilai dan merekat kekuatan sosial di tengah umat. Meski tidak memiliki dasar yang kuat, namun mampu merekat silaturrahmi dan nilai-nilai sosial masyarakat," ungkap Prof Ganefri dalam webinar Hari Lahir (Harlah) NU ke-95 yang diselenggarakan PWNU Sumatera Barat, Kamis (4/2/2021) malam, di Padang.
Dikatakan, Sumatera Barat dihuni suku Minangkabau yang dikenal memiliki falsafah, Adat Basandi Syarak, Syarak Basandi Kitabullah. Hal ini berarti, adat dapat menerima dan menyesuaikan dengan ajaran Islam.
"Banyak tradisi yang berkembang dalam masyarakat Minangkabau yang kemudian dilakukan dengan kegiatan keagamaan. Sebutlah di antaranya ziarah ka puaso (jelang puasa Ramadhan), Basapa di Ulakan Padangpariaman, Salawat Dulang dan lainnya," kata Ganefri yang juga Rektor Universitas Negeri Padang.
Turut memberikan sambutan, Ketua Umum PBNU, Prof KH Said Aqil Siraj, Gubernur Sumatera Barat, Irwan Prayitno, narasumber Wali Kota Padang, Mahyeldi, tausyiah dari Mustasyar PWNU Sumbar, Prof Asasriwarni dan Khutbah Iftitah dari Rais Syuriah PWNU Sumbar, Hendri.
Harlah NU ke-95, terang Prof Ganefri, harus jadi momentum kebangkitan bagi PWNU Sumatera Barat seiring tema yang diangkat, "Khidmat NU: menyebarkan Aswaja dan Meneguhkan Komitmen Kebangsaan."
"Tema ini, mempertegas khidmat NU di Sumatera Barat untuk menyebarkan paham Islam Ahlussunnah Waljamaah An-Nahdiyah dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)," terangnya.
Dikatakan, NU berdiri pada 31 Januari 1926 M/16 Rajab 1334 H. Usianya kini jelang satu abad karena telah memasuki angka ke-95. Harlah ke-95 ini, tentunya memberikan makna tersendiri bagi NU.
Baca juga: Gubernur Sumbar bersama Rektor UNP Usulkan Pengembangan RSAM Bukittinggi, Ini Alasannya
Apalagi Indonesia dan dunia tengah dilanda wabah Covid19. Berbagai aktifitas kehidupan dibatasi dengan mematuhi protokol kesehatan. Termasuk banyak kegiatan NU di berbagai tempat harus menyesuaikan dengan protokol kesehatan.
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- PKD 2024 Berakhir, Audy Joinaldy: Promosi Budaya Diperlukan, Komunitas Seniman Butuh Dukungan Finansial
- Irsyad Safar: Event PKD Bisa Pengaruhi Gerakan Pelestarian Kebudayaan
- Pemprov Sumbar Pastikan Telah Libatkan Sanggar Darak Badarak di Belasan Kegiatan, Luhur: Dilakukan Profesional
- Ketika Seniman Pemberontak Dirangkul Pemerintahan Mahyeldi-Audy
- Dinobatkan jadi Ketua Matra Sumbar, Audy Joinaldy Dianugerahi Gelar Kanjeng Pangeran Aryo Suryo Negoro