Webinar Harlah ke-95, Ganefri: NU Hargai Tradisi dan Adat Minangkabau
"Perkembangan NU di Sumatera Barat mengalami pasang naik dan surut. Ketika NU mencapai puncaknya, banyak orang besar dan "selamat" karena mengaku dan memiliki kartu NU di era 1960-an. Terutama di sekitar peristiwa pemberontakan G 30 S PKI yang jadi tragedi nasional tahun 1965," ungkap Prof Ganefri.
Terus Bergerak
PWNU Sumbar, terang Prof Ganefri, melakukan berbagai program, kebijakan dan penataan organisasi NU di tingkat cabang dan wakil majelis cabang. Sejumlah pengurus cabang juga telah berganti dengan gairah ke-NU-an yang luar biasa.
Baca juga: 48 Mahasiwa Universitas NU Sumbar Ikuti Wisuda S1, Ini Pesan Rais 'Aam PBNU
"Nyaris setiap pekan, NU di Sumatera Barat menggelar berbagai kegiatan di tengah umat. Sehingga, NU makin dirasakan kehadirannya di tengah masyarakat Sumatera Barat," ungkapnya.
Menyambut tingginya gairah ke-NU-an masyarakat Sumatera Barat itu, terangnya, PWNU menjadwalkan pelaksanaan Madrasah Kader NU (MKNU) yang nantinya dilanjutkan sampai ke tingkat pengurus cabang dan Majelis Wakil Cabang NU.
"Tekad PWNU Sumbar, bagaimana fikrah (pemikiran), harakah (gerakan) dan amaliah NU makin kuat di Sumatera Barat. Program, kebijakan dan kegiatan yang dilakukan ke depan fokus memperkuat ketiganya. Insya Allah, NU semakin tumbuh dan berkembang di Ranah Minang," harap Prof Ganefri. (kyo)
Penulis:
Editor: Devan Alvaro
Sumber:
Berita Terkait
- Dinobatkan jadi Ketua Matra Sumbar, Audy Joinaldy Dianugerahi Gelar Kanjeng Pangeran Aryo Suryo Negoro
- INews TV Nobatkan Gubernur Sumbar jadi Penerima Pimpinan Daerah Award 2024, Ini Alasannya
- Kembangkan Pariwisata Sumbar, Gubernur Sumbar Temui Wamenparekraf
- Gubernur Sumbar Inginkan Rumah Siti Nurbaya di Studio Alam TVRI Direvitalisasi, Ini Alasannya
- Festival Maek akan Dihadiri Arkeolog dan Seniman Dunia, Supardi: Peradaban Megalitik Maek Potensi Mengubah Sejarah Asia