Penenun Halaban Dilatih Teknik Sulaman Suji Cair

Selasa, 09 Juli 2019, 17:25 WIB | Olahraga | Kab. Lima Puluh Kota
Penenun Halaban Dilatih Teknik Sulaman Suji Cair
Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setdakab Limapuluh Kota, Fitma Indrayani memasangkan tanda peserta Diklat 3 in1 pembuatan hiasan busana dengan alat jahit tangan (Sulaman Suji Cair) di Kenagarian Tanjung Gadang, Kecamatan Lareh Sago Halaban, ke

VALORAnews - Sebanyak 70 orang warga di sejumlah nagari di Kecamatan Lareh Sago Halaban, Kabupaten Limapuluh Kota, mendapatkan pelatihan pembuatan hiasan busana dengan alat jahit tangan (Sulaman Suji Cair).

Asisten Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setdakab Limapuluh Kota, Fitma Indrayani dalam sambutannya ketika membuka Diklat 3in1 pembuatan hiasan busana dengan alat jahit tangan (Sulaman Suji Cair) itu mengatakan, industri merupakan salah satu sektor yang sangat penting di Kabupaten Limapuluh Kota.

"Kita gembira dengan adanya pelatihan ini. Sebab, bagi daerah kita industri ini merupakan salah satu sektor yang sangat penting, baik dari sisi investasi, penyerapan tenaga kerja maupun dari sisi nilai produksi," ungkap Fitma tentang pelatihan yang digelar di Tigo Nagari Kecamatan Lareh Sago Halaban serta Kenagarian Tanjung Gadang itu.

Fitma berharap, pelatihan itu benar-benar mampu meningkatnya pengetahuan dan keterampilan warga di bidang kerajinan. Selain itu, dengan meningkatkan sumberdaya manusia para perajin ini ke depannya diharapkan kerajinan seperti Tenunan Halaban misalnya tidak lagi diupahkan kepada pengrajin luar daerah.

Baca juga: Gubernur Sumbar Minta Wali Nagari Gunung Malintang Buat Laporan Detail Alek Bakajang, Ini Sebabnya

Data 2017, ungkapnya, jumlah unit usaha industri di daerah ini sebanyak 8.278 unit dengan penyerapan tenaga kerja mencapai 28.499 orang. Investasi dalam industri ini diperkirakan mencapai Rp681 miliar lebih.

"Industri yang ada tersebut masih tergolong pada industri kecil dan menengah. Jenis usahanya antara lain pengolahan hasil seperti aneka makanan ringan dan pangan, pengolahan hasil peternakan misalnya berbagai macam rendang serta industri tekstil seperti bordir, sulaman dan tenunan," papar Fitma.

Khusus tenun, lanjut Fitma, setidaknya ada dua wilayah sentra yang masing-masingnya Tenun Kubang di Nagari Kubang Kecamatan Guguak dan Tenun Halaban yang berpusat di Nagari Halaban dan Nagari Ampalu, Kecamatan Lareh Sago Halaban.

"Kedua tenunan ini berbeda, kalau kerajinan Tenun Kubang memakai Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) dengan menghasilkan pakaian harian, sedangkan Tenun Halaban memakai alat gedokan dengan produksi utamanya berupa kain songket," jelas Fitma.

Baca juga: HJK Limapuluh Kota ke-183, Mahyeldi Bagikan Kunci Sukses Penyelenggaraan Pembangunan dan Pemerintahan

Diakui Fitman, khusus Songket Halaban hingga kini masih menghadapi sejumlah tantangan seperti terbatasnya pasar dan masih kurangnya disain produk yang dihasilkan. Selain itu, masih adanya proses tenun yang belum bisa dikerjakan sendiri oleh perajinan seperti pembuatan sulaman pada produk tenunan tersebut.

Halaman:

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: