38 Persen Masyarakat Sumbar Perokok, Wagub: Sumbar Rangking III Nasional
VALORAnews - Perlu ada sosialisasi terpadu Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (germas) dilingkungan masyarakat. Ada permasalahan sosial kemasyarakatan yang saat ini perlu perhatikan serius seperti narkoba, LGBT dan kebiasaan merokok yang sudah pada titik mengkhawatirkan.
Hal ini disampaikan Wakil Gubernur Sumatera Barat, Nasrul Abit saat membuka Rakor Kesehatan Kabupaten/Kota se-Sumatera Barat, di ruang rapat Bappeda Kota Solok, Rabu (30/1/2019).
Hadir dalam kesempatan itu, Walikota Solok, Zul Alfian, Sekdako, Kadis Kesehatan Sumbar, Kepala RSUD Moh Natsir Solok, Kadis Kesehatan kabupaten/kota serta jajaran oejabat Dinas Kesehatan Sumbar. Dalam catatan panitia hanya dua kabupaten yang tidak hadir Mentawai dan Pasmaan Barat, karena ada kegiatan lain di daerah.
Nasrul Abit menyampaikan, hal yang kecil saja, kita bisa hidup sehat. Dimulai dari Kawasan Tanpa Rokok (KTR). "Sudah hampir daerah memiliki Perda tentang Rokok, tentunya saya berharap Kota solok segera memiliki Perda Rokok, sekurang-kurangnya peraturan walikota," harap Nasrul Abit.
Sosialiasasi rokok ini, terang dia, dapat mengurangi jumlah perokok. Sekarang, jumlah perokok di Sumbar ada 38 persen. Ini jumlah yang cukup besar. "Dari 10 orang, ada 4 yang perokok. Data nasional, Sumbar menempati rangking ketiga, jumlah presentase masyarakat perokok," terangnya.
Untuk itu, mesti ada upaya nyata menguranginya dengan mengadakan tempat-tempat yang dilarang merokok seperti sekolah, tempat ibadah, fasilitas pelayanan kesehatan, tempat bermain anak, angkutan umum, tempat umum dan tempat kerja.
Nasrul Abit menyampaikan, guna menumbuhkan sinegritas pembangunan sektor pelayanan kesehatan di Provinsi Sumatera Barat, Dinas kesehatan (Dinkes) Sumatera Barat dirasa perlu mengelar Rapat koordinasi pembangunan kesehatan antar kabupaten/kota sebagai upaya evaluasi dan mencari solusi dari persoalan yang ada dimasing-masing daerah.
"Rakor ini amat penting, karena saat ini masalah sosial kemasyarakatan yaitu masyarakat kita tengah mengalami perubahan pola penyakit transisi epidemiologi yang ditandai dengan meningkatnya kematian akibat penyakit tidak menular (PTM) seperti stroke, jantung, diabetes dan lain-lain," ungkap Nasrul.
Baca juga: Mahyeldi Imami Shalat Jenazah Nasrul Abit hingga Pimpin Prosesi Penguburan di Air Haji
Ada tiga hal yang perlu dibenahi dalam pembangunan kesehatan yaitu, masalah pemerintahan, masalah ekonomi dan pembangunan serta masalah sosial kemasyarakatan.
Penulis:
Editor:
Sumber: