Komnas HAM Telisik Dugaan Kekerasan oleh Aparat ke Warga Simpang Tonang

Sabtu, 26 Mei 2018, 16:45 WIB | Wisata | Kab. Pasaman
Komnas HAM Telisik Dugaan Kekerasan oleh Aparat ke Warga Simpang Tonang
Rombongan Komnas HAM perwakilan Sumbar, berdialog dengan warga Simpang Tonang, Pasaman, Jumat (25/5/2018), sekitar pukul 10.30 WIB. Kunjungan Komnas HAM ini terkait adanya laporan dugaan kekarasan aparat keamanan dengan masyarakat terkait aktivitas tamban

VALORAnews -- Komnas HAM Perwakilan Sumbar mengunjungi warga Simpang Tonang, Jumat (25/5/2018), sekitar pukul 10.30 WIB. Lima menit berselang kedatangan rombongan, ratusan masyarakat langsung berkumpul di kantor KAN Simpang Tonang.

Bagi masyarakat, kedatangan Komnas HAM adalah obat atas duka dan derita yang mereka alami, setelah sebelumnya diperlakukan secara tidak manusiawi oleh sejumlah oknum. Pada pertemuan tersebut, perwakilan korban menyampaikan perlakuan tidak manusiawi, ditangkap, dipukul dengan senjata, ditendang, direndam, dikencingi, ditelanjangi kemudian diikat di atas mobil, dituduh sebagai teroris dan ISIS.

"Kami dipaksa untuk mendukung tambang. Dipaksa untuk menyebut beberapa nama masyarakat sebagai provokator dan dalang aksi penolakan masyarakat atas PT IJM. Jika tidak mengikuti, kami diancam untuk ditembak," ungkap salah seorang warga yang identitasnya diminta untuk tidak disebutkan, saat berdialog dengan Komnas HAM.

"Kami berharap, bapak-bapak dan ibu-ibu dari Komnas HAM membantu kami untuk mendapatkan keadilan," tambahnya.

Baca juga: Badan Saksi PDI Perjuangan Pasbar Curigai Ada Penggelembungan Suara di Kecamatan Pasaman

Sejumlah ibu-ibu yang hadir dalam pertemuan itu juga menyampaikan, melihat langsung sejumlah warga dipukul sampai pingsan oleh petugas berseragam. "Saat saya mau menolong, saya justru dibentak disuruh masuk kedalam rumah. Tapi saya tidak tega, saya tetap keluar, dan mengatakan dia sudah mati, bapak harus tanggung jawab, kemudian oknum tersebut berkata : itu bukan tangggung jawab kami, itu resiko dia sendiri," urai sang ibu yang juga meminta namanya tak disebutkan.

Sementara itu, Tokoh Adat Simpang Tonang, H Tarmizan menyampaikan, kedatangan Komnas HAM mengobati hati warga yang luka. Dia menyebut, telah beberapa bulan terakhir, warga jadi tidak tenang. "Kami tidak pernah mengizinkan, tapi tambang masuk begitu saja ke kampung kami. Pemerintah tidak mau mendengarkan suara kami, kami tidak tahu, harus kemana lagi kami mengadu," terangnya.

"Tiba-tiba, kemarin, warga kami, dipukuli dan diperlakukan tidak manusiawi. Kami berharap dan meminta, agar Komnas HAM membantu mendorong pemerintah untuk mencabut Izin Tambang PT IJM," harapnya.

Dia memastikan, masyarakat Simpang Tonang sudah sepakat, menolak tambang tersebut. H Tarmizi juga meminta ditegakkannya keadilan bagi masyarakat Simpang Tonang. "Pelaku yang memukul, menendang, menginjak-injak masyarakat, harus bertanggungjawab. Masyarakat kami bukan teroris, dan bukan ISIS," terangnya.

Baca juga: Wakajati Sumbar Resmikan Palanta Adhyaksa Pasaman Barat

"Kami warga Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), kami cinta negara ini dan kami tidak akan keluar dari negara ini," tambahnya.

Halaman:

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: