Warga Pandam Gadang Ingin Patung 9 Syuhada Titian Dalam Dibangun
VALORAnews -- Warga Nagari Pandam Gadang, Kecamatan Gunuang Omeh, mengharapkan pembangunan patung sembilan syuhada yang gugur dalam peristiwa Titian Dalam, 10 Januari 1949. Selain itu, mengharapkan para pejuang dalam rangkaian sejarah Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) itu ditetapkan jadi pahlawan PDRI.
Hal itu disampaikan tokoh masyarakat Pandam Gadang, Rusli Said Dt Rajo Imbang ketika menyampaikan lintas sejarah peristiwa gugurnya 9 Syuhada pejuang PDRI di Titian Dalam, pada rangkaian acara peringatan peristiwa gugurnya 9 Syuhada Titian Dalam di makam para pejuang itu, Rabu (10/1/2017).
"Kami berharap, agar di lokasi makam ini dibangun patung para syuhada yang gugur dalam peristiwa Titian Dalam, yang menujuk ke Jembatan Titian Dalam. Di samping itu juga dibuat prasasti yang bertuliskan nama-nama dan gambaran perjuangan para syuhada tersebut," papar Rusli.
Dikatakan, kesembilan syuhada itu, merupakan orang yang berperan sangat penting dalam keberlangsungan Republik ini. Kalau mereka tidak membuat gangguan terhadap pasukan Belanda yang akan melakukan penyerbuan ke pusat PDRI di Koto Tinggi, barangkali para pemimpin PDRI akan tertangkap oleh para penjajah saat itu.
Baca juga: Gagas Si Mantap, Irfendi Arbi jadi Terbaik 1 Pembina Dana Desa
Dengan adanya patung tersebut, lanjut Rusli, ia berharap generasi muda akan lebih mengenal para pejuang PDRI di Titian Dalam yang telah mengorbankan nyawanya bagi negeri ini. Selain itu, dengan adanya patung, orang juga akan lebih mengenal nagari Pandam Gadang sebagai negeri yang berkontribusi dalam sejarah perjuangan Republik Indonesia tempo dulu.
Dipaparkan, para syuhada yang gugur di Titian Dalam itu adalah Syarif MP, Engku Kayo Zakaria, Dirin, Nuin, Radian, Manus, Nyik Ali, Abas dan Mak Dirin. Para pejuang itu gugur, karena dihujani Belanda dengan tembakan ketika berusaha merusak jembatan Titian Dalam, agar pasukan Belanda tidak bisa masuk ke Koto Tinggi tempat para pimpinan PDRI.
Meski hanya bersenjatakan kampak, namun salah seorang pejuang itu, Syarif MP, berhasil membunuh seorang tentara Belanda dengan kampaknya.
Hal senada juga dilontarkan Wakil Bupati Limapuluh Kota, Ferizal Ridwan. Dalam sambutannya, Ferizal mengatakan, perjuangan para syuhada itu merupakan bagian dari penyelamatan Republik Indonesia.
Baca juga: Semangat Kepahlawanan harus Tetap Menyala
"Ini peristiwa besar dan merupakan bagian dari penyelamatan Republik Indonesia. Peristiwa tersebut merupakan salah satu kejadian heroik dalam rangkaian sejarah hari bela negara," ujar Ferizal.
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Wakanda Taram; Potret Objek Wisata Berbasis CBT di Sumatera Barat, Beromset Rp2 Miliar per Tahun
- Supardi; Nagari Maek Potensi jadi Destinasi Wisata Minat Khusus
- Festival Maek Hadirkan Peneliti Asing, Supardi: Kabut Peradaban Megalitik Maek harus Disibak
- Bukit dengan Tebing Berlubang, Hanya Ada Dua di Dunia, Nagari Maek dan Tianmen
- Gubernur Sumbar Minta Wali Nagari Gunung Malintang Buat Laporan Detail Alek Bakajang, Ini Sebabnya