Medsos Dimanfaatkan Oknum untuk Sebarkan Penyimpangan Idiologi
VALORAnews - Media sosial (Medsos) dewasa ini semakin banyak memuat berita dan cerita yang tidak sesuai fakta alias hoax. Bahkan, tidak sedikit pula isu dan pemahaman idiologi yang jauh menyimpang dari Pancasila.
Demikian dikatakan Staf Ahli Bidang Idkons Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum dan Keamanan RI, Irjen Pol M Ghufron dalam kunjungan kerja ke Kabupaten Limapuluh Kota, di pendopo rumah dinas bupati, Rabu (8/11/2017) malam.
"Saat ini ada kelompok orang yang ingin menggantikan idiologi Pancasila. Pihak itu memuat berbagai informasi yang jauh menyimpang dari idiologi Pancasila dan ingin memecah belah Negara Kesatuan Republik Indonesia," ungkap Ghufron.
Dikatakan, menyikapi banyak informasi yang bersileweran secara liar di Medsos tersebut, masyarakat harus lebih bijak dalam memanfaatkan media sosial. Jangan mudah menelan mentah-mentah setiap informasi yang ada, sebaliknya perlu memastikan terlebih dahulu kebenarannya, termasuk tentang paham idiologi.
Baca juga: Ranperda RPJPD 2025-2045 masih di Kemenkuham, DPRD Limapuluh Kota Konsultasi ke DPRD Sumbar
"Salah satu anugerah yang luar biasa di republik ini adalah Pancasila. Banyak orang yang ingin mengubahnya dan ingin mengacaukan Indonesia. Ini sudah final, semua upaya menggoyang Pancasila harus kita lawan," tegas Ghufron.
Dijelaskan, pada era keterbukaan sekarang ini Medsos sangat terbuka bebas dan mudah melakukan penyebaran informasi dan mengkampanyekan berbagai paham dengan berkedok kebaikan. Masyarakat harus hati-hati dan jangan sampai terbujuk rayu dengan pendekatan melalui Medsos tersebut.
"Kita harus hati-hati dan menyadari, tujuan penyebar paham yang menyimpang dari idiolohi Pancasila itu adalah meruntuhkan Pancasila dan menggantikan dengan ideologi lain," ujar Ghufron.
Sebelumnya, Bupati Limapuluh Kota, H Irfendi Arbi berharap, mata pelajaran Pendidikan Pancasila kembali diajarkan sebagai mata pelajaran utama pada siswa. Dengan begitu, generasi muda diharapkan memiliki filter dari pengaruh negatif media sosial dan kemajuan teknologi informasi.
Baca juga: Gubernur Sumbar Minta Wali Nagari Gunung Malintang Buat Laporan Detail Alek Bakajang, Ini Sebabnya
"Dengan adanya Pendidikan Pancasila dan Agama, kita berharap siswa di daerah ini memiliki filter dari pengaruh negatif media massa dan kemajuan teknologi dan informasi serta pengaruh globalisasi," papar Irfendi.
Penulis:
Editor:
Sumber:
Berita Terkait
- Wakanda Taram; Potret Objek Wisata Berbasis CBT di Sumatera Barat, Beromset Rp2 Miliar per Tahun
- Supardi; Nagari Maek Potensi jadi Destinasi Wisata Minat Khusus
- Festival Maek Hadirkan Peneliti Asing, Supardi: Kabut Peradaban Megalitik Maek harus Disibak
- Bukit dengan Tebing Berlubang, Hanya Ada Dua di Dunia, Nagari Maek dan Tianmen
- Gubernur Sumbar Minta Wali Nagari Gunung Malintang Buat Laporan Detail Alek Bakajang, Ini Sebabnya