Air Batang Pulakek Bercampur Lumpur, PLTMH Terhenti Beroperasi, Warga Bergelap-gelapan

Rabu, 12 Juli 2017, 22:21 WIB | Wisata | Kab. Solok Selatan
Air Batang Pulakek Bercampur Lumpur, PLTMH Terhenti Beroperasi, Warga Bergelap-gelapan
Kondisi Batang Pulakek setelah tercemar lumpur dan pasir. Sehingga, membuat warga Jorong Taratak Tinggi tak lagi bisa menikmati penerangan listrik akibat tak berputarnya turbin PLTMH yang mengandalkan aliran air dari sungai ini. (diky lesmana/valoranews)

VALORAnews - Ratusan Kepala Keluarga (KK) di Jorong Taratak Tinggi, Nagari Alam Pauh Duo, Kecamatan Pauh Duo, Kabupaten Solok Selatan, Sumatera Barat, tak bisa nikmati penerangan listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Mikro Hidro (PLTMH). Pasalnya, PLTMH di daerah itu tak lagi berfungsi akibat sungai tercemar lumpur. Selain itu, aliran sungai juga tidak bisa digunakan warga untuk keperluan mandi, cuci dan kakus (MCK).

Wali Nagari Alam Pauh Duo, Joni Ludianto mengatakan, sudah lebih dari dua pekan ini warga di Jorong Taratak Tinggi, tidak menikmati penerangan listrik. Karena, turbin PLTMH milik warga tidak bisa beroperasi akibat sungai yang mengoperasikan turbin tersebut tercemar lumpur dan berpasir, sehingga tak mampu memutar turbin PLTMH warga.

"Selain itu, warga tak bisa lagi menggunakan air sungai untuk MCK sejak air Batang Pulakek mengeruh dan bercampur lumpur dan berpasir," katanya.

Di Taratak Tinggi, lanjut Joni, bermukim lebih dari 100 KK. Masyarakat sekitar, sebagian besar masih mengandalkan PLTMH tersebut sebagai sarana penerangan.

Baca juga: DPRD Solsel Konsultasikan Pelaksanaan Tindak Lanjut Rekomendasi DPRD atas LKPj Kepala Daerah

"Sekarang masyarakat sudah tak lagi bisa menikmati listrik, lantaran peristiwa ini. Padahal, air sungai Batang Pulakek sudah menjadi kebutuhan pokok bagi warga di Taratak Tinggi, bahkan memanfaatkannya untuk kebutuhan sehari-hari," kata dia.

Menurutnya, mengeruhnya air sungai ini membuat warga Taratak Tinggi mengalami kesulitan akan kebutuhan sehari-hari. Apalagi telah berlangsung hingga lebih dari dua pekan terakhir ini.

Ditambahkannya, berdasarkan laporan warga yang telah mensurvei dan menelusuri sungai untuk mencari tahu penyebab kenapa aliran sungai itu tercemar dan berlumpur, diketahui karena ada kolam lumpur di dalam kawasan TNKS yang masuk ke area sungai.

"Informasi ini berdasarkan pengakuan warga yang pernah sampai ke titik sumbernya dan jaraknya sekitar 9 kilometer masuk kawasan TNKS," katanya.

Baca juga: Pansus LKPj Kepala Daerah DPRD Solsel Kunjungan ke DPRD Provinsi, Ini Kata Sekwan

Dia berharap, Pemkab Solok Selatan bisa membantu menyelesaikan persoalan ini. Agar warga bisa kembali beraktivitas seperti biasanya.

Halaman:

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: