Kesiapsiagaan Masih Belum Jadi Budaya, Patra: Dukungan Pemerintah Masih Minim

Rabu, 26 April 2017, 10:57 WIB | Wisata | Provinsi Sumatera Barat
Kesiapsiagaan Masih Belum Jadi Budaya, Patra: Dukungan Pemerintah Masih Minim
Suasana di Posko Utama simulasi Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) di Padang, pascadibunyikan sirine, pada pukul 10.00 WIB, Rabu (26/4/2017). (istimewa)

VALORAnews - Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional (HKBN) di Padang, ditandai dengan simulasi besar-besaran. Simulasi ini diikuti berbagai kalangan masyarakat. Simulasi ini sekaligus jadi bukti, Sumbar yang dikenal sebagai negeri supermarket bencana, pemerintah dan masyarakatnya siap siaga terhadap ancaman gempa yang diikuti dengan tsunami.

Apa betul masyarakat Sumbar telah memiliki budaya kesiapsiagaan? Menurut pentolan Komunitas Gempa dan Tsunami (Kogami) Sumbar, Patra Rina Dewi, kesiapsiagaan masyarakat pesisir di Sumbar masih perlu terus ditingkatkan.

"Budaya siaga bencana kita baru di level bibit. Perkembangannya lambat, meski bencana gempa dahsyat pernah terjadi di Padang 2009 lalu," ujar Patra, Rabu (26/4/2017) di sela-sela simulasi peringatan HKBN di Padang.

Lambatnya bibit berkecambah, menurut Patra, karena belum maksimalnya perhatian eksekutif dan legislatif dalam mendorong upaya kesiagsiagaan ini. "Jika kita melihat pemerintah Jepang, anggaran untuk pengurangan resiko bencana (PRB) saja dipatok 5 persen dari total anggaran belanjanya. Kita, masih minim dan tak jelas ukurannya," ujar Patra.

Baca juga: 50 Pramuka Peduli Ikuti Pelatihan Manajemen Kebencanaan

Meski begitu, kata Patra, menjadikan kesiapsiagaan budaya di negeri supermarket bencana masih proses. Dilihat dari masyarakat yang selalu jadi korban jika bencana terjadi, kecendrungannya positif.

"Pemahaman masyarakat sudah mengalami kemajuan. Jika pada tahun-tahun awal seperti 2005-2007, pemerintah dan masyarakat masih menafikan bahwa bencana tersebut tidak mungkin akan terjadi berulang. Sering soal siaga bencana jadi bahan olok-olokan dan dipandang sebelah mata," ungkapnya.

Sekarang ini, menurut Patra, sudah terlihat upaya melakukan pengurangan resiko bencana dengan dimasukkannya kegiatan mitigasi dan edukasi di RPJMD, baik provinsi maupun kabupaten/kota.

"Memang masih banyak kendala, di antaranya adalah kurangnya rasa peduli masyarakat itu sendiri dan kompetensi SDM di BPBD yang masih harus ditingkatkan. Mutasi jadi dilema bagi sebuah program, tapi itu tidak bisa dihindarkan karena mutasi bagian kebijakan politik kepala daerah," ujarnya.

Baca juga: Ini Rekomendasi Webinar Kesiapsiagaan Bencana di Padang

Untuk itu, harap Patra, pemerintah telah mencanangkan 26 April sebagai Hari Kesiapsiagaan Bencana Nasional seperti halnya 1 September jadi hari simulasi nasional di Jepang.

Halaman:

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: