Buk Lis, Melawan Penyakit dengan Berkarya

Sabtu, 05 November 2016, 17:15 WIB | Wisata | Provinsi Sumatera Barat
Buk Lis, Melawan Penyakit dengan Berkarya
Penjahit spesialis bed cover, Nurlis di antara produk yang telah diselesaikan, di kediamannya di Komplek Perumnas Banuaran Indah, Kecamatan Lubuk Begalung, Padang. Dia adalah penerima manfaat program Ibu Tangguh Dompet Dhuafa Singgalang 2012. (istimewa)

VALORAnews - Gang sempit penuh bebatuan di Komplek Perumnas Banuaran Indah, Kecamatan Lubuk Begalung, Padang, menuntun tim Dompet Dhuafa Singgalang ke rumah sekaligus tempat Ibu Nurlis (48) mengembangkan usaha menjahit.

Buk Lis, begitu beliau akrab disapa adalah Penerima Manfaat Pemberdayaan Ekonomi, Program Ibu Tangguh Dompet Dhuafa Singgalang 2012. Berawal dari keputusasaan mengidap penyakit diabetes sejak enam tahun silam, Buk Lis kini memiliki tekad kuat melawan penyakit itu dengan berkarya.

Tekad itu ia tuangkan lewat tangan terampilnya menjahit berbagai jenis bed cover (seprai-red), permintaan pelanggan.

"Dompet Dhuafa lah yang mendorong saya untuk melawan penyakit gula yang saya derita dengan berkarya. Kebetulan saya bisa menjahit, Dompet Dhuafa mendorong saya untuk tidak berputus asa dengan kondisi, tapi harus melawan penyakit dengan berkarya," ungkap beliau mengenang pertama kali mengenal Dompet Dhuafa.

Baca juga: Dinkes Sediakan Pemeriksaan Gula Darah, Tensi hingga Kesehatan Mental di GOR Rang Agam

Dulu, Buk Lis hanyalah seorang ibu rumah tangga dengan riwayat penyakit diabetes. Meski memiliki kemampuan dasar menjahit, namun beliau mengaku tak tertarik untuk menjahit. Ia sempat beranggapan, pendidikannya yang terputus di bangku Sekolah Dasar dan dipaksa masuk sekolah menjahit oleh orangtua, tidak akan membawanya pada kesuksesan.

"Saya sempat berfikir, orangtua saya tidak adil karena saya tidak melanjutkan ke pendidikan di sekolah formal, tapi malah menjahit. Namun sekarang saya sadar, putusan orangtua ternyata besar manfaatnya bagi saya," kenangnya berbinar-binar.

Mengetahui dirinya mengidap penyakit diabetes, Buk Lis mengaku cukup tertekan. "Nggak usah penyakit yang ibu fikirkan, tapi pikirkan gimana ibu ingin usaha ini jadi lebih besar, gimana permintaan pelanggan yang harus dieksekusi dan mendesain bed cover jadi lebih menarik," kata Buk Lis menirukan ucapan yang dulu ia terima saat pendampingan tahun 2012 oleh tim Dompet Dhuafa Singgalang.

Berbekal dorongan tersebut, akhirnya Buk Lis memfokuskan diri untuk berkarya. Walau setiap hari ia tak berhenti mengonsumsi minimal empat macam obat dalam sehari, namun semangatnya berkarya menepis penyakit yang ia derita. Meski kadar gulanya saat ini mencapai 290, namun ia merasa lebih sehat dengan kesibukannya menjahit.

Baca juga: RDP Komisi IX; Jumlah Anak Penderita Diabetes Melonjak, 60 Persen Perempuan, Yuk Kenali Gejalanya

Bagi Dompet Dhuafa Singgalang, Buk Lis adalah satu penerima manfaat yang loyal. Membidik ibu-ibu aktif berlatar ekonomi menengah kebawah di tahun 2012, Buk Lis adalah salah satu yang konsisten dan sukses dalam mengembangkan usahanya dalam Program Ibu Tangguh.

Halaman:

Penulis:
Editor:
Sumber:

Bagikan: